Viral, Wanita Berhijab Bersihkan Gereja St Lidwina Jogja
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah foto menjadi viral di media sosial sehari setelah serangan terhadap Gereja St Lidwina Bedog Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping Minggudi Sleman, Yogyakarta. Foto itu menunjukkan seorang perempuan berhijab sedang membersihkan lantai di depan sebuah patung Yesus yang turut rusak akibat serangan.
Patung Yesus yang dirusak itu adalah salah satu korban dari serangan pada hari Minggu pagi, yang dilakukan oleh seorang pria yang kemudian diketahui bernama Suliyono. Ia menyerang saat misa berlangsung, menghunus pedang, melukai tiga umat, satu romo dan seorang petugas kepolisian. Serangan itu juga merusak beberapa buku dan patung di dalam gereja.
Foto tersebut dikirim oleh Otoy Tholene Martodihardjo ke laman FB komunitas Info Cegatan, Yogyakarta. Ketika satuharapan.com mengunjungi laman itu hari ini (12/02) pukul 15:31, gambar tersebut telah di-like 13.000 pengguna FB, 1.064 kali dibagikan dan mendapat 1.300 komentar. Sampai-sampai moderator memutuskan untuk menutup kolom komentar.
Otoy Tholene Martodihardjo, berdasarkan informasi di akun FB-nya, adalah seorang Muslim. Perempuan yang ada dalam foto yang dia kirimkan tersebut, menurut keterangan, adalah satu dari sejumlah penduduk sekitar yang secara sukarela membersihkan gereja, setelah terjadinya serangan.
Tidak disebutkan siapa nama perempuan ini. Dan kendati tidak diketahui jatidirinya, sebagian terbesar pemberi komentar mengapresiasinya. Foto tersebut dipandang sebagai cerminan toleransi dan kerukunan umat beragama di tengah negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
"Pemandangan yang luar biasa," tulis Bhentet Pamungkas.
"Contoh yang baik, salut....," kata Mocko Budi Santoso.
"Itu yang namanya Jogja asli," kata Eduard Edo Bogianorlo.
"Ngene kie lho anyes rasane damai," tulis Eni Handoko.
"Wajah Muslim yang sesungguhnya," tulis Indi Chayada.
"Karena tidak ada suatu agamapun yang mengajarkan umatnya untuk saling mencela dan menindas....Jogja istimewa!!!" tulis Msandi Lovianto.
"Jos gandos tenan...Guyup rukun walaupun berbeda-beda," kata N Arifin Ipin.
Erwin Mbahdharmo Mbangundeso, salah seorang anggota komunitas itu, mengucapkan terimakasih atas foto tersebut. "Matur nuwun ibu... foto di atas bisa membuka mata seluruh warga jogja, Indonesia dan bahkan dunia bahwa wargo Jogja ora iso diadu domba...budayane jogja n jowo sik saling toleransi wes diajarke leluhur kawit jaman kerajaan mataram kuno...sawangen borobudur(candi budha) mendut n prambanan (hindu)...urip berdampingan rukun senajan beda keyakinan...mung kadang do lali budayane leluhur...wilujeng rahayu mulyaning jagad," tulis dia.
Sementara itu, media di dalam dan luar negeri sangat ramai memberitakan peristiwa penyerangan di Yogyakarta. Tokoh-tokoh dengan berbagai latar belakang mengecamnya dan menganggap serangan itu perbuatan biadab.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, yang rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian, tidak lama setelah keadian datang mengunjungi lokasi dan mengatakan penyerangan itu melukai Indonesia.
"Ini sangat melukai Indonesia.Ini biadab. Harus dicari betul siapa sebenarnya orang ini, saya percaya Polisi bisa bergerak cepat mengungkap ini," kata dia.
Dia menambahkan, Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota yang aman. Penyerangan tersebut bisa saja dilakukan untuk menciptakan suasana tidak aman di Yogyakarta.
"Sepertinya dia tidak sendiri, ada gengnya. Mungkin untuk membuat gaduh Yogyakarta yang selama ini aman," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
GKI Sinwil Jabar Harapkan Pilkada Asyik dan Penting
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewu...