Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:12 WIB | Selasa, 23 Februari 2016

Walhi: Perlu Kebijakan Integral untuk Atasi Sampah Plastik

Ilustrasi: Hingga kini masih banyak orang menggunakan kantong plastik untuk membawa barang belanjaannya. (Foto: Dok.satuharapan.com/Antaranews/Naryo)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Indonesia, mulai menerapkan kantong plastik berbayar. Tidak ada lagi kantong plastik gratis yang diberikan kepada masyarakat yang berbelanja di pasar tradisional dan juga ritel modern seperti supermarket dan mini market. Kebijakan tersebut diujicobakan mulai tanggal 21 Februari hingga 5 Juni 2016.

Warga yang tetap menginginkan kantong plastik, untuk membawa barang belanjaan mereka dikenai biaya Rp200 per kantong. Kebijakan ini, diharapkan akan mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih suka menggunakan kantong plastik, ketika berbelanja dan sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk turut bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan.

 Untuk sementara waktu, pemerintah menerapkan harga Rp200 per plastik, jika ingin menggunakan kantong plastik dalam berbelanja, meskipun sejumlah kepala daerah mengatakan harga ini terlalu murah, dan berencana menaikkan harga tersebut. Pemda DKI Jakarta akan menaikan harga kantong plastik menjadi Rp 5.000 per kantong plastik.

Meskipun dinilai baik, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai, kebijakan ini tetap tidak akan efektif untuk mengatasi problem struktural yang sangat akut terkait sampah plastik, jika tidak dilakukan secara integral.

Menurut Manager Kebijakan dan Pembelaan Hukum Walhi, Muhnur Satyahaprabu, 69 persen sampah plastik yang ada, didominasi oleh sampah plastik domestik, sehingga kebijakan yang seharusnya juga digalakkan adalah menekan produksi plastik, bukan hanya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik.

Kebijakan plastik berbayar ini, menurut Muhnur Satyahaprabu harus diikuti dengan pelarangan masuknya barang impor yang berbahan plastik, menekan perusahaan untuk mengubah tata kelola produksinya, biar tidak menggunakan plastik, dan juga pengelolaan sampah berbasis komunitas.

"Mungkin ini akan mengubah pola pikiran masyarakat, atau memaksa masyarakat untuk menggunakan kantong lain, selain kantong plastik tetapi kalau pola produksi perusahaannya masih sama maka ini tidak akan signifikan pengaruhnya. sampah plastik juga didominasi oleh bungkus snack, sabun pokoknya ritel-ritel itulah. Yang begitu harus diubah, kalau itu tidak diubah maka tetap akan banyak," kata Muhnur. (voaindonesia.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home