Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 10:17 WIB | Sabtu, 19 Maret 2016

Wantimpres Prihatin dan Geram terhadap Para Penggerak Narkoba

Menag Lukman Hakim Saifuddin didampingi Direktur Pontren Mohsen, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, dan Sesmen Khoirul Huda menerima kunjungan anggota Wantimpres KH Hasyim Muzadi di Kantor Kemenag Jalan MH. Thamrin No 6 Jakarta, Jumat (18/3). (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi prihatin dan geram terhadap para penggerak narkoba yang tiap hari kian menjadi-jadi di negeri ini.

Untuk itu, mantan Ketum Tanfidziyah PB NU tersebut melakukan kunjungan ke berbagai pemangku kepentingan, salah satunya ke Kementerian Agama.

Kiai Hasyim diterima Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Ruang Kerja Menag, Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin No 6 Jakarta, pada hari Jumat (18/3) sore. Dalam silaturahim tersebut, Kiai Hasyim mengatakan kegerahan dan kegeramannya terhadap dua terorisme; terorisme keras dan terorisme lunak (soft terorism).

“Ada dua teror, pertama teroris keras, yakni yang mengembom dan meledakkan diri sendiri. Kedua, teroris lunak (soft terorism) yang tak lain dan tak bukan adalah narkoba. Narkoba 100 kali lebih kejam dan jahat daripada teroris keras,” kata dia seperti dikutip dari kemenag.go.id.

Selain itu, kata Kiai Hasyim, jika teroris ada sekitar 99 teror dan 1.065 teroris yang ditangkap dan diidentifikasi, maka korban narkoba hingga saat ini tercatat 5,8 juta orang dengan jumlah 40 orang tiap hari meninggal dunia secara menyedihkan.

“Teroris membunuh orang. Namun narkoba membunuh kehidupan orang yang masih hidup. Narkoba membungkus kematian dengan kenikmatan, membuat orang ketagihan dan jika tidak mampu membeli, akan membunuh dengan cara yang mengerikan,” kata dia.

Kiai Hasyim melihat, mayoritas masyarakat yang terjebak narkoba, kini adalah masyarakat miskin.

“Awalnya gratis, lalu jika sudah ketagihan, harus beli. Jika tidak mampu, maka harus jadi agen dan begitu terus. Ini harus segera dihentikan,” kata dia.

“BNN tidak cukup menghentikan narkoba di negeri ini. Karenanya, saya telah bersilaturahim ke BNN, Ketua MPR, dan kini ke Menag. Ke depan, ada Kemendagri, Kemensos, Kemenses dan beberapa kementerian/lembaga negara terkait, untuk melakukan gerakan nasional secara bersama-sama,” dia menambahkan.

Kiai Hasyim menunjukkan, akan berat melawan narkoba, karena para gembong internasional tidak akan tinggal diam.

“Kita akan disuap oleh mereka. Karenanya, kita harus bersatu,” kata dia.

Dorongan untuk bersinergi dalam memerangi narkoba direspons oleh Kementerian Agama dan menyatakan siap bekerja sama.

“Kementerian Agama siap bekerja sama. Kami mempunyai KUA, para penyuluh, lembaga pendidikan dan lain sebagainya yang siap proaktif dalam dalam gerakan nasional perangi narkoba. Untuk teknisnya, seperti mekanisme, payung hukum dan lain sebagainya, kita siap proaktif,” kata Menag.

Ikut mendampingi Menag, Direktur PD Pontren, Mohsen, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Sesmen Khoirul Huda, dan Kabid Humas, Rosidin.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home