Loading...
INSPIRASI
Penulis: Weinata Sairin 08:28 WIB | Sabtu, 23 April 2022

Warga Gereja Berbasis Firman Allah

"Tetapi kamu, Saudara-saudara yang terkasih kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah supaya jangan kamu terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal hukum dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh" (1 Yoh 3:17 TB Edisi 2 1997)
Umat Gereja. (Foto: Ist)

SATUHARAPAN.COM - Masalah utama dan sangat mengganggu yang dihadapi umat kristen di abad abad pertama adalah hadirnya ajaran sesat yang mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia biasa bukan Kristus, Sang Penyelamat dan Juru Selamat Dunia. Ajaran seperti ini tentu menimbulkan kegaduhan bahkan menimbulkan perpecahan dalam kehidupan Jemaat. Ajaran sesat seperti ini muncul dengan suburnya di abad-abad pertama oleh karena adanya kekosongan rohani dikalangan masyarakat sementara agama yang ada dianggap tidak mampu memberikan kepuasan rohani.

Ajaran sesat dalam berbagai bentuknya memang hampir selalu lahir disetiap zaman. Orang-orang modern acap terkecoh juga dengan "ajaran sesat" oleh karena kehidupan modern yang kering, digitalistik dan terkadang menafikan hal hal yang berdimensi spiritualitas.

Surat 1 Yohanes ini memberikan pengingatan kepada kita agar kita waspada dan tidak jatuh dalam pelukan orang-orang sesat, dan supaya kita tetap berpegang teguh pada iman kita. Ajaran sesat tidak mesti melulu berbaju teologi atau agama bisa juga berjubah sekuler tetapi pengaruh dan daya penetrasinya bisa melampaui agama-agama.

Sebagai orang modern yang hidup di era digital kita harus terus terpanggil untuk mengamati tingkat kemurnian teologi Gereja kita. Ajaran sesat bisa saja muncul tatkala Gereja takmampu secara tepat dan cepat menjawab berbagai pertanyaan yang muncul tentang dunia modern.

Tatkala Gereja membisu dan abai terhadap berbagai kenyataan hidup yang bertentangan dengan teologi Gereja yang standar maka umat bisa mencari jawab di tempat yang lain. Gereja harus responsif terhadap pergumulan umat dan mengingatkan umat agar menjadikan Firman Allah sebagai basis dalam kehidupan mereka. Pembinaan umat harus dilakukan secara terencana, kontinyu dan berbobot agar mindset umat tidak dipengaruhi info menyesatkan dari medsos. Umat harus disadarkan peta yang dihadapi umat Kristen dalam konteks NKRI.Bahwa faham intoleran, radikal, NII telah menyusup kesemua bagian penting kehidupan bangsa. Oleh karena itu umat Kristen harus memperkuat jejaring relasi interdenominasi. Lembaga oikoumenis tingkat lokal, regional dan nasional harus makin memperkuat relasi dan jejaring agar secara bersama dalam satu visi bisa memberi arah bagi warga Gereja di Indonesia dalam berhadapan dengan realitas yang ada.

Kekuatan Firman Allah akan selalu memberi kekuatan dahsyat bagi warga Gereja di Indonesia dalam kondisi apapun. Kita semua takboleh takut menghadapi kondisi apapun.Roh Kebangkitan menguatkan kita sekalian.

Selamat Menyambut dan merayakan

 Hari Minggu.

God bless.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home