Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 15:37 WIB | Kamis, 21 April 2016

Warga Terdampak Gempa Kumamoto Alami Masalah Kesehatan

Ilustrasi: Personel kepolisian mecari korban yang terjebak di renruntuhan tembok di kota Mashiki, prefektur Kumamoto, hari Jumat (15/4) setelah gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang barat daya pulau Kyushu, Jepang. Pejabat menyerukan upaya tim penyelamat untuk mencari warga yang dikhawatirkan terperangkap di bawah reruntuhan. (Foto: AFP).

MASHIKI, SATUHARAPAN.COM – Warga Jepang yang berada di wilayah terdampak gempa di Mashiki, Prefektur Kumamoto, menderita komplikasi masalah kesehatan saat mereka tengah menunggu shelter untuk evakuasi.

Menurut catatan Channel News Asia, hari Kamis (21/4) lebih kurang 120.000 penduduk terdampak gempa tinggal di tenda-tenda yang terletak di luar rumah yang ada di berbagai wilayah di Jepang. Hiromichi Masuda, dokter dari Palang Merah Jepang yang bertugas di kota Mashiki, Jepang, mengemukakan para penduduk hidup dalam kondisi kesehatan yang sulit dan banyak yang jatuh sakit. 

“Saat ini korban gempa mengalami kendala masalah kesehatan berdasar perbedaan tingkat ekonomi, artinya jika korban gempa tidur di kendaraan, sirkulasi darah melambat, dikhawatirkan akan terjadi pembekuan darah,  bahkan bisa jadi berisiko kematian,” kata Hiromichi Matsuda. 

Dalam catatan Channel News Asia, gempa susulan yang terus melanda Jepang hingga beberapa hari setelah dua gempa besar melanda, menambah penderitaan warga yang mengungsi. Sejauh ini total korban tewas akibat gempa di wilayah selatan Jepang bertambah menjadi 47 orang.

Hiromichi mengemukakan saat ini terdapat 11 korban meninggal dunia di Mashiki yang mengalami penyakit yang tidak tertangani, karena sebelumnya mereka menjalani rawat inap  di rumah sakit namun karena gempa bumi beberapa pasien tersebut tidak tertolong lagi.  

Hiromichi menjelaskan sejauh ini di Mashiki terdapat lebih kurang 1.200 korban yang dirawat dalam tenda darurat. “Namun hanya 20 orang staf yang bertugas mengawasi tenda tersebut,” kata Hiromichi.     

Seorang pengungsi, Lee Yamane mengemukakan pasokan listrik telah dipulihkan di beberapa daerah, tetapi pasokan air belum.

“Tidak ada pasokan air bahkan di gedung ini. Terlebih lagi, banyak orang tidak bisa memastikan itu aman untuk kembali ke rumah karena  gempa,” kata Lee yang merupakan  staf pengawas  sebuah penampungan di Mashiki.

Pemerintah Prefektur Kumamoto hari Selasa (19/4) membuat langkah berani dengan membuka Bandar Udara (Bandara) Mashiki di Prefektur Kumamoto yang sebelumnya ditutup karena gempa yang telah terjadi sepekan silam. Menurut Japan Today, bangunan terminal di bandara tersebut rusak akibat gempa dan memaksa semua penerbangan penumpang komersial dibatalkan.

“Bandara tetap terbuka, namun, untuk pesawat kekuatan pertahanan dan pesawat lain yang terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan dan pengiriman bantuan darurat,” demikian keterangan pihak bandara seperti dikemukakan Japan Today.

(channelnewsasia.com/japantoday.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home