Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 18:39 WIB | Rabu, 15 Desember 2021

WFP: 98% Warga Afghanistan Tidak Cukup Makan

WFP menyebutkan di bawah Taliban Afghanistan terancam kelaparan, dan bahan melakukan tindakan putus asa, termasuk pernikahan dini.
Warga Afghanistan membeli makanan yang ditinggalkan tentara Amerika Serikat dari seorang pedagang di Kabul, Afghanistan pada November 2021. (Foto: dok. Reuters/Ali Khara)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan Afghanistan tidak memiliki cukup makanan bagi warganya dan tahun depan ekonomi yang gagal bisa membuat situasi di negara itu semakin buruk di bawah pemerintahan Taliban.

Survei WFP menunjukkan sekitar 98 persen warga Afghanistan tidak cukup makan. Tujuh dari 10 keluarga terpaksa meminjam uang untuk mendapatkan makanan, yang mendorong mereka lebih jauh ke dalam kemiskinan.

"Krisis ekonomi yang meningkat, konflik, dan kekeringan berarti rata-rata keluarga sekarang hampir tidak bisa mengatasinya. Kita harus melakukan banyak hal untuk menghentikan krisis ini menjadi bencana," kata juru bicara WFP, Tomson Phiri, kepada wartawan di Jenewa, Selasa (14/12).

Penarikan tiba-tiba bantuan asing setelah kemenangan Taliban pada Agustus telah membuat ekonomi Afghanistan yang rapuh berada di ambang kehancuran. Harga makanan, bahan bakar, dan bahan pokok lainnya naik pesat di luar jangkauan banyak orang.

Sejauh ini, WFP telah memberikan bantuan makanan kepada 15 juta warga Afghanistan selama tahun 2021 dan kepada tujuh juta warga setempat pada bulan November saja.

Tahun depan, badan PBB itu berencana untuk meningkatkan bantuannya bagi 23 juta orang di seluruh provinsi di Afghanistan. "Kita tidak bisa menyia-nyiakan waktu. Direktur kami menggambarkan situasinya cukup mengerikan," kata Phiri.

Secara terpisah, Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Nada Al-Nashif, mengatakan keluarga-keluarga di Afghanistan menghadapi "kemiskinan dan kelaparan yang parah" dan banyak yang terdorong untuk melakukan tindakan putus asa, termasuk pekerja anak, pernikahan dini, dan "bahkan penjualan anak". (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home