WHO Kirim Bantuan Atasi COVID-19, Iran Tolak Tawaran AS
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Pesawat yang membawa pakar medis dan bantuan PBB mendarat di Iran hari Senin (2/3) pada misi untuk membantunya mengatasi wabah virus corona. Eropa juga mengatakan mereka akan mengirim bantuan lebih lanjut ke nagara yang menjadi pusat penyebaran virus di luar China.
Kasus kematian akibat virus COVID-19 di Iran naik dari 12 menjadi 66 menurut laporan resmi. Kasus yang dikonfirmasi Iran melonjak pada Senin (2/3) dari 523 pada hari Minggu (1/3) menjadi 1.501, kata Wakil Menteri Kesehatan Iran, Alireza Raisi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sebuah penerbangan tiba dari Dubai membawa pasokan medis dan para ahli dalam misi pencarian fakta dan "memberikan panduan yang memperkuat dan meningkatkan respons terhadap wabah yang sedang terjadi (di Iran)," kata laporan AFP.
Jerman, Prancis, dan Inggris, mengatakan, mereka akan mengirim pasokan medis darurat termasuk peralatan pengujian, pakaian pelindung dan sarung tangan serta lima juta euro untuk membantu Iran mengatasi wabah tersebut.
Tolak Bantuan AS
Pihak Amerika Serikat juga menawarkan bantuan kepada Iran, namun Republik Islam itu menolak tawaran dari musuh bebuyutan, Washington, menyebutnya sebagai "propaganda".
Presiden AS, Donald Trump pada hari Sabtu (29/2) menawarkan: "Jika kita dapat membantu Iran dalam masalah ini, kita tentu bersedia melakukannya ... Yang harus mereka lakukan adalah bertanya."
Namun Teheran menolak tawaran itu, menuduh bahwa Trump, yang telah menjatuhkan sanksi dengan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran, menawarkan bantuan "untuk tujuan propaganda". "Kami curiga dengan niat Amerika dan tidak mengandalkan bantuan ini," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran, Abbas Moussavi, yang dikutip oleh IRNA.
Untuk 100.000 Orang
WHO mengatakan telah mengirim untuk Iran "persediaan medis dan peralatan pelindung untuk mendukung lebih dari 15.000 pekerja perawatan kesehatan, serta sangat cukup kit laboratorium untuk menguji dan mendiagnosis hampir 100.000 orang".
Bantuan barang bernilai lebih dari US$ 300.000 itu termasuk sarung tangan, masker bedah, dan respirator. Barang dimuat ke pesawat angkut Emirat di Dubai, kata Robert Blanchard dari WHO seraya memperingatkan bahwa pasokan global barang-barang tersebut mulai menipis.
Editor : Sabar Subekti
Tanda-tanda Kelelahan dan Stres di Tempat Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Stres berkepanjangan sering kali didapati di tempat kerja yang menyebabka...