Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 16:49 WIB | Selasa, 24 Mei 2022

WHO Mencatat 131 Kasus Cacar Monyet, dan 106 Dicurigai

Gambar mikroskop elektron tahun 2003 yang disediakan oleh Centers for Disease Control and Prevention ini menunjukkan virion monkeypox dewasa berbentuk oval, kiri, dan virion dewasa bulat, kanan, yang diperoleh dari sampel kulit manusia yang terkait dengan wabah pada anjing padang rumput 2003. Monkeypox, penyakit yang jarang muncul di luar Afrika, telah diidentifikasi oleh otoritas kesehatan Eropa dan Amerika dalam beberapa hari terakhir. (Foto: dok. Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa (24/5) telah mencatat 131 kasus cacar monyet (monkeypox) yang dikonfirmasi dan 106 kasus lain yang dicurigai sejak yang pertama dilaporkan pada 7 Mei di luar negara tempat biasanya penyakit itu menyebar.

Meskipun wabah itu tidak biasa, tetapi dikatakan tetap "dapat dikendalikan" dan terbatas, kata WHO, dan sedang mengadakan pertemuan lebih lanjut untuk mendukung negara-negara anggota dengan lebih banyak saran tentang cara mengatasi situasi tersebut.

Monkeypox adalah infeksi virus ringan yang endemik di beberapa bagian Afrika barat dan tengah. Ini menyebar terutama melalui kontak dekat, dan sampai wabah baru-baru ini jarang terlihat di bagian lain dunia.

Sebagian besar kasus baru-baru ini telah dilaporkan di Eropa. “Kami mendorong Anda semua untuk meningkatkan pengawasan cacar monyet untuk melihat di mana tingkat penularan dan memahami ke mana arahnya,” kata Sylvie Briand, direktur WHO untuk Kesiapsiagaan Bahaya Menular Global.

Dia mengatakan tidak jelas apakah kasus-kasus itu adalah "puncak gunung es" atau apakah puncak penularan telah berlalu.

Berbicara di Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Briand menegaskan kembali pandangan WHO bahwa tidak mungkin virus itu bermutasi, tetapi mengatakan bahwa penularan mungkin didorong oleh perubahan perilaku manusia, terutama ketika orang-orang kembali bersosialisasi ketika pembatasan COVID-19 dicabut di seluruh dunia.

Briand mengatakan sangat penting untuk mencoba mencegah penularan melalui seksual.

Gejalanya meliputi demam dan ruam bergelombang yang khas. Jenis cacar monyet di Afrika Barat, yang diidentifikasi dalam wabah saat ini, memiliki tingkat kematian sekitar satu persen.

Sementara dia mengatakan wabah itu “tidak normal,” dia menekankan bahwa itu “dapat dikendalikan.”

Ada juga vaksin dan perawatan yang tersedia untuk monkeypox, tambahnya, menyerukan tindakan penahanan yang tepat, lebih banyak penelitian, dan kolaborasi global. “Jangan membuat gunung dari sarang tikus tanah,” katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home