Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 10:31 WIB | Sabtu, 25 Januari 2020

Workshop Perubahan Iklim, UNESCO Libatkan Generasi Muda

Senior Program Specialist UNESCO, Hans Dencker Thulstrup (tengah), mengajak kalangan milenial untuk ikut peduli pada dampak perubahan iklim di masa depan melalui workshop yang digelar di Banyuwangi, 24 - 26 Januari 2020. (Foto: banyuwangikab.go.id)

BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Jakarta bekerja sama dengan The Climate Reality Project Indonesia (TCRPI) menggelar workshop perubahan iklim di Banyuwangi. Kegiatan bertajuk “Youth Leadership Camp for Climate Crisis 2020” (YLCCC) tersebut diikuti 50 generasi muda dari seluruh Indonesia.

Senior Program Specialist UNESCO, Hans Dencker Thulstrup, mengatakan perubahan iklim adalah ancaman nyata bagi manusia. Namun, tingkat kesadaran masyarakat tentang perubahan tersebut masih sangat kurang, khususnya di kalangan milenial. Padahal, mereka adalah kelompok yang akan menghadapi risiko lebih besar dari dampak perubahan iklim tersebut di masa depan.

Hans Thulstrup berpendapat, pemuda harus dibekali pengetahuan yang komprehensif tentang perubahan iklim agar mereka dapat begerak di garda depan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Atas dasar itu, UNESCO menggandeng TCRPI rutin menghelat workshop perubahan iklim yang pesertanya adalah milenial.

“Jika ingin mengatasi krisis iklim dan mengamankan masa depan yang berkelanjutan, kita harus melibatkan suara pemuda agar bisa terdengar. Maka YLCCC adalah ajang yang tepat untuk mewujudkan hal itu. Di sini, milenial bisa saling bertukar pendapat dan pengetahuan. Juga mendapat kesempatan untuk memperkuat keterampilan komunikasi sebagai bekal mereka dalam meningkatkan aksi iklim,” katanya.

“Intinya, lewat kegiatan ini kami ingin mencetak kader muda yang paham dan peduli dengan perubahan iklim,” ia menambahkan.

Kampanye di Akun Media Sosial

Sementara itu, TCRPI adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada 2009 dan hingga kini memiiki 315 climate reality leader. Pelatihan di Banyuwangi ini digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu (24-26 Januari 2020).

Banyuwangi dipilih menjadi salah satu kota penyelenggara workshop karena Banyuwangi telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia. Peserta workshop bisa langsung melakukan observasi terkait kelestarian lingkungan di kawasan cagar biosfer tersebut. 

Leader TCRPI, Lia Zakiyyah, menambahkan kegiatan ini diikuti 50 milenial dari seluruh pelosok negeri. Selama tiga hari, mereka akan dibekali informasi tentang perubahan iklim, gaya hidup yang harus dilakukan agar lebih rendah karbon. Mereka juga dilatih keterampilan komunikasi untuk mendukung aksi mereka dalam melakukan pengendalian perubahan iklim.

“Ilmuwan telah menyatakan ancaman perubahan iklim semakin nyata. Masa depan pemuda pun terancam sehingga mereka harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan masa depannya. Maka, kegiatan peningkatan kapasitas seperti ini penting untuk membekali milenial dengan pengetahuan, informasi, dan keahlian untuk menghadapi dampak negatifnya. Serta berusaha untuk menginspirasi milenial yang lain agar ikut dalam pengendalian perubahan iklim,” Lia menjelaskan.

Setelah pelatihan, peserta akan dikukuhkan menjadi pejuang iklim yang diwajibkan menerapkan aksi pengendalian perubahan iklim secara langsung di lingkungan sekitarnya. Terutama melalui kampanye dari akun media sosial mereka.

“Peserta yang memiliki komitmen tinggi dan mampu membuat dampak pengendalian tertinggi akan berkesempatan mengikuti pelatihan tingkat internasional,” katanya. (banyuwangikab.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home