Loading...
RELIGI
Penulis: Kartika Virgianti 20:23 WIB | Kamis, 19 Juni 2014

Yamuger Butuh Musisi Muda untuk Melayani Gereja

Dewan Pembina Yamuger, Chrismaryadi Budhisetiawan, sekaligus Ketua Pelaksana Konsultasi Nasional Musik Gereja (Konas Muger) 2014 saat berbincang dengan wartawan di Graha Bethel Indonesia. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Pembina yayasan Musik Gereja (Yamuger), Chrismaryadi Budhisetiawan berharap hadirnya kaum muda yang menjadi PIC (person in charge/penanggung jawab) untuk musik gereja.

“Yamuger berharap ada musisi muda (di bawah 45 tahun) yang bisa menjadi music director atau katakanlah PIC musik untuk gereja-gereja. Peran kaum muda untuk mengimbangi antara content dan context, dalam artian apa yang dikhotbahkan pendeta bisa diterima oleh jemaat melalui musik dan nyanyian gereja,” ungkap Yadi itu saat berbincang dengan wartawan di Graha Bethel Indonesia, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).

Akan tetapi dengan kehadiran kaum muda itu, dibutuhkan juga keterbukaan pendeta menerima perkembangan musik dalam jemaatnya. Kaum muda diharapkan pertama-tama menata music ministry-nya atau penatalayanan musik gereja. Melalui Music ministry, nyanyian gereja tidak hanya didengarkan jemaat di kebaktian minggu, tetapi juga di luar kebaktian, baik oleh dewasa dan lansia, sampai anak-anak dan remaja.

“Yamuger butuh anak muda, awalnya untuk mengarahkan dan memilih-milih lagu yang akan digunakan paduan suara gereja. Dengan demikian, kualitas musik gereja bisa membuat jemaat lebih banyak menyerapnya di luar ibadah gereja,” harap Yadi.

Hasil rekomendasi dari Konsultasi Nasional Musik Gereja (Konas Muger) 2014, nantinya pengganti buku lagu Kidung Jemaat, yaitu Kidung Keesaan akan berisi kumpulan nyanyian gereja khusus untuk kebaktian umum, namun yang bisa menjangkau berbagai usia, khususnya sampai kalangan anak-anak dan remaja.

Saat ini, Yadi menyayangkan banyak pihak yang menciptakan atau menggubah lagu gereja untuk anak-anak, adalah orang dewasa yang bahkan kebanyakan tidak punya latar belakang pendidikan atau pedagogis yang cukup untuk memahami dunia anak-anak.

Landasan penciptaan lagu hanya di sastra, melodi dan teologis, sedangkan landasan psikologis anaknya mereka kebanyakan tidak mengerti. Padahal dalam menciptakan lagu bukan hanya butuh pendekatan geografis, tetapi juga psikografis.

Tim Inti Nyanyian Gereja (TING) yang juga merupakan bagian dari Yamuger, dikatakan Yadi masih terbatas kemampuannya. Untuk menciptakan dan menggubah nyanyian gereja, memilah nyanyian yang sering dipakai dan yang kurang atau tidak populer di kalangan jemaat, dibutuhkan mitra yang ada di Jakarta dan luar Jakarta.

Akan tetapi jika ada lagu gereja yang akan dikomersilkan, Yamuger tetap memberikan kebebasan, tetapi itu melalui jalur swasta, bukan Yamuger atau PGI yang melakukannya. Yamuger dan PGI akan tetap mengurus nyanyian gereja untuk kepentingan ibadah.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home