Loading...
INDONESIA
Penulis: Sotyati 20:18 WIB | Jumat, 15 November 2019

YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu

YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Drg Bobby dari Klinik Pratama Griya Kasih Indah menambal gigi warga binaan di dental mobile unit dalam pelayanan kesehatan YGKI di Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur, Rabu, 13 November 2019. (Foto-foto: Sotyati)
YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Dokter Helen Dewi Santoso melayani warga binaan yang memeriksakan kesehatan.
YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA mendapat kesempatan untuk menggunting rambut dalam kegiatan pelayanan kesehatan Tim YGKI.
YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Optiker Elquada Hida melayani warga binaan yang memeriksakan mata.
YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Yayasan Griya Kesehatan Indonesia diwakili Hanadi menyerahkan kenang-kenangan untuk Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu satu set perlengkapan olahraga bola voli, selain satu set meja pingpong, gitar, dan tamborin.
YGKI Berbagi Kasih di Lapas Perempuan Pondok Bambu
Raisa, 27 tahun, warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu mengisi waktu dengan merajut sembari menunggu giliran menjalani pemeriksaan kesehatan.

SATUHARAPAN.COM – Ada yang berbeda dalam acara bakti sosial pelayanan kesehatan yang digelar Yayasan Griya Kesehatan Indonesia (YGKI) pada Rabu, 13 November lalu. Bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan menyambut Hari Kesehatan Nasional dan bulan Dharma Karya Dhika di Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur itu, menyertakan “pasukan” gunting rambut.

Delapan orang yang mengantongi keahlian tata rambut, di bawah pimpinan Pdt Frida Situmorang dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Samanhudi, melayani warga binaan Lapas Pondok Bambu yang ingin tampil dengan tata rambut baru. Mulai beraksi pada pukul 09.30 sampai dengan pukul 13.00, mereka melayani 79 warga binaan.

“Ini bukan yang pertama bagi kami, dan kalau dimulai lebih pagi, kami bisa melayani lebih dari seratus orang,” kata Bein, salah satu penata rambut yang ikut dalam kegiatan pelayanan hari itu.

“Salon darurat” yang menempati teras toko yang menyediakan keperluan sehari-hari warga binaan itu diawasi pembina dengan ketat. Yang sudah berambut pendek cepak, tidak diperkenankan lagi memotong rambutnya dengan alasan apa pun, termasuk sekadar merapikan.   

Kegiatan pelayanan pemeriksaan kesehatan oleh dokter umum, digelar di Ruang Serba Guna, yang sebelumnya dipakai untuk acara pembukaan. Pelayanan kesehatan gigi dilangsungkan di dua tempat. Pasien cabut gigi dilayani di Poliklinik Lapas, sementara pasien yang menambal gigi berlubang dilayani di dental mobile unit.

Bakti sosial pelayanan kesehatan hari itu melibatkan enam dokter umum dan empat dokter gigi, yang kesemuanya perempuan. Kegiatan pelayanan hari itu juga melibatkan Sembilan personel yang menangani pendaftaran, bagian farmasi 12 orang, penunjang medis yang melayani pengukuran tekanan darah tujuh orang, penunjang medis yang melayani pengukuran lab sederhana kolesterol, gula darah, dan asam urat berjumlah tiga orang, serta 13 relawan bagian lapangan dan umum.

“Urutan lima penyakit terbanyak berdasarkan keluhan dan ditemukan dokter adalah pegal-pegal, gatal-gatal, sakit maag, batuk pilek, dan sakit kepala,” kata dokter Hariani, koordinator lapangan Bidang Medis.

Untuk pemeriksaan lab sederhana, ditemukan warga binaan dengan kadar kolesterol dalam darah dan asam urat tinggi. Tidak banyak warga binaan yang kadar gula darahnya tinggi, tetapi ada yang mengidap diabetes mellitus.

“Selain itu, ditemukan juga warga binaan yang mengidap penyakit darah tinggi, vertigo, dan infeksi saluran kemih,” ia menambahkan, “Berdasarkan informasi dari Bagian Kesehatan Lapas, ada yang menderita sakit hepatitis dan mengidap HIV.”

Pelayanan kesehatan siang itu juga melibatkan pemeriksaan kesehatan mata. Optiker Elquada Hida secara tak terduga mendapat kunjungan banyak pasien. “Bisa dimaklumi banyak yang mengantre, mengingat kecil kemungkinan warga binaan bisa mendapatkan kesempatan periksa mata di luar,” kata dokter Meta dari Lapas Pondok Bambu.

Berbagi Hasil Swadaya

Kegiatan itu melibatkan berbagai klinik pratama di Jabodetabek di bawah naungan Yayasan Griya Kesehatan Indonesia.

Selain menyingsingkan lengan baju melayani pemeriksaan kesehatan, Tim YGKI siang itu juga berbagi cenderamata untuk warga binaan Lapas Pondok Bambu dari hasil swadaya. Sebanyak 423 bingkisan dibagikan, berisi satu buah pasta gigi, dua buah sabun mandi, lima kemasan sabun cuci, dan pembalut. Bagi lembaga pemasyarakatan, Tim YGKI memberikan kenang-kenangan satu set meja pingpong, satu set peralatan bola voli, satu buah gitar, dan satu set tamborin.

Tim YGKI juga membagikan snack untuk warga binaan dan karyawan. “Kami memang datang untuk berbagi. Tidak menyumbang atau menyalurkan sumbangan, tetapi berbagi dari hati kami sendiri. Rasa kasih kepada Lapas Pondok Bambu yang mengantar kami ke sini,” kata Jusak Indra Ismanto Indrawan, Ketua YGKI.

Boleh dikata kegiatan itu merupakan kelanjutan dari kegiatan pelayanan sebelumnya di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, 25 September lalu. Jusak, Ketua YGKI, menyambut usulan spontan dari anggota tim untuk melanjutkan berbagi ke Lapas Pondok Bambu.

“Kami melayani yang tidak terlayani,” Jusak mengemukakan hal itu dalam acara pembukaan, di hadapan Kalapas Yuli Niartini dan stafnya.

Lapas Pondok Bambu menyambut baik niat baik itu. Termasuk Angelina Sondakh,   anggota DPR RI dari Partai Demokrat yang terjerat kasus korupsi dan suap terkait pembahasan anggaran proyek Wisma Atlet Palembang. Sempat berbincang dengan Tim YGKI di booth penjualan hasil kerajinan tangan warga binaan, Angelina Sondakh yang juga warga binaan di Lapas Pondok Bambu itu, mengacungkan jempolnya, mengapresiasi.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home