Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 06:24 WIB | Minggu, 29 November 2015

Yunani Nyatakan Aman dari Ancaman Terorisme

Deputi Menteri Pertahanan Yunani, Nikos Toskas. (Foto: parapolitika.gr)

ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Deputi Menteri Pertahanan Yunani,  Nikos Toskas meyakinkan Yunani aman dari ancaman terorisme, karena pihaknya telah meningkatkan sejumlah langkah mengantisipasi  keamanan agar tidak terjadi peristiwa seperti di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.

“Yunani adalah negara yang aman dibandingkan dengan negara lain,” kata  Nikos Toskas seperti  diberitakan Xinhua, hari Sabtu (28/11).

Xinhua mencatat banyak pejabat pemerintah Yunani dan analis politik lokal mencatat Yunani tradisional  hubungan baik dengan dunia Arab, Yunani tidak berpartisipasi dalam intervensi militer di Timur Tengah dan  menerima pengungsi dan migran meskipun masalah ekonomi.

Namun demikian–dalam menyikapi serangan Paris–Yunani telah meningkatkan sejumlah langkah keamanan antara lain dengan melakukan kerja sama yang sangat baik dengan otoritas Eropa dan lainnya, Nikos Toskas mengatakan pekan ini pihaknya membenarkan dua teroris yang terlibat dalam tragedi 13 November melewati pulau Leros, Yunani menyamar sebagai pengungsi Suriah.  

Pemerintah Yunani saat ini melakukan proses identifikasi kepada pengungsi yang masuk dan migran di pulau-pulau Yunani  lebih menyeluruh dan lebih intensif. Apalagi keamanan telah ditingkatkan di sekitar kedutaan besar negara-negara tertentu, perusahaan dan ruang publik.

Sumber polisi Yunani mengatakan Yunani bekerja sama secara konstan dengan otoritas resmi anti terorisme Prancis dan negara-negara Eropa lainnya, saat ini Yunani juga telah menempatkan sejumlah orang  yang tidak jelas kepentingannya di Yunani, yang dicurigai memiliki hubungan dengan ekstremis.

Mary Bossis, Guru Besar University of Pireaus, Athena dalam bidang Keamanan Internasional, dan juga pakar anti terorisme terkemuka Yunani mengatakan apabila Yunani menggunakan kebijakan pembatasan migran  bukanlah jawaban terhadap ancaman kekerasan ekstremis, dan kontra terorisme.  

Bosis menjelaskan pembatasan migran antara lain penghapusan  perjanjian visa Schengen (Uni Eropa), pengendalian perbatasan yang lebih ketat, pembangunan pagar. Namun Bosis juga memperingkatkan warganya terhadap peningkatan serangan rasis oleh ekstrimis sayap kanan.  

“Sebagai negara transit bagi sejumlah besar migran yang berusaha mencapai negara-negara Eropa yang lebih sejahtera, secara teoritis Yunani akan terus di bawah ancaman,” kata dia.

“Ini tidak berarti bahwa ada kemungkinan bahwa ancaman akan terwujud cepat atau lambat,” kata dia.

Bossis mencatat bahwa penutupan perbatasan di negara tetangga pasti akan meningkatkan ketegangan, tapi   Yunani tidak selamanya dapat menampung jumlah besar seperti pengungsi dan migran.

“Untuk resolusi efektif, masalah harus ditangani di akar mereka,” kata Bossis.  (xinhuanet.com).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home