Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:13 WIB | Selasa, 29 September 2020

Armenia: Turki Kirim 4.000 Milisi dari Suriah ke Azerbaijan

Militer Azerbaijan menembakkan senjata berat dalam konflik senjata sejak hari Minggu (27/9) antara Azerbaijan dan Armenia. (Foto: Sputnik)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Duta Besar Armenia untuk Rusia mengatakan bahwa Turki telah mengirim sekitar 4.000 milisi dari Suriah utara ke Azerbaijan di tengah pertempuran memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, kantor berita Interfax melaporkan.

Duta besar mengatakan para pejuang mengambil bagian dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah di Azerbaijan yang dijalankan oleh etnis Armenia, menurut kantor berita RIA.

Pasukan Armenia dan Azeri saling tembak dengan sengit pada hari kedua pertempuran, pada hari Senin (28/9) di wilayah tersebut, dengan kedua belah pihak saling menuduh menggunakan artileri berat.

Kelompok separatis Armenia di wilayah yang memisahkan diri dari Nagorno Karabakh mengatakan, hari Senin, bahwa 15 lebih dari pejuangnya telah tewas dalam gejolak sengketa wilayah, menjadikan total korban tewas menjadi 39 saat pertempuran memasuki hari kedua.

Saling Klaim

Para pemimpin dunia telah mendesak penghentian pertempuran antara Azerbaijan dan pemberontak Armenia setelah bentrokan meletus hari Minggu meningkatkan momok terjadinya konflik habis-habisan yang dapat menarik kekuatan regional Rusia dan Turki.

Armenia dan Azerbaijan bekas negara bagian Uni Soviet, dan terlibat sengketa wilayah sejak awal 1990-an mengenai daerah kantong separatis yang didukung Armenia. Pertempuran mematikan berkobar awal tahun ini dan pada tahun 2016.

Kementerian Pertahanan di Karabakh mengumumkan total korban tewas militer sebanyak 32 orang pada hari Senin. Tujuh korban sipil dilaporkan sebelumnya, termasuk satu keluarga Azerbaijan yang terdiri dari lima pria, satu perempuan dan seorang anak dari pihak Armenia.

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pertempuran sengit berlanjut semalam dan Senin pagi di sepanjang garis depan dan mengklaim telah memenangkan kembali posisi yang diambil hari Minggu oleh pasukan Azerbaijan, menurut laporan AFP.

Tapi pihak Baku mengklaim mendapat kemajuan. Pasukan Azerbaijan "menyerang posisi musuh dengan menggunakan artileri roket dan penerbangan... dan telah mengambil beberapa posisi strategis di sekitar desa Talysh," kata kementerian pertahanan.

Darurat Militer

Para pejabat militer Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan terus menyerang posisi pemberontak menggunakan artileri berat, sementara Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan separatis menembaki sasaran sipil di kota Terter.

Baku mengklaim telah membunuh 550 tentara separatis, sebuah laporan yang dibantah oleh pihak Armenia.

Pertempuran antara Azerbaijan yang mayoritas Muslim dan Armenia yang mayoritas Kristen mengancam akan melibatkan pemain regional Rusia, yang berada dalam aliansi militer dengan Yerevan, dan Turki, yang mendukung Baku.

Armenia menuduh Turki ikut campur dalam konflik tersebut dan mengirim tentara bayaran ke medan perang. Sementara Prancis, Jerman, Italia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia telah mendesak dilakukannya gencatan senjata.

Armenia dan Karabakh mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer pada hari Minggu, sementara Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar.

Kelompok separatis etnis Armenia merebut wilayah Nagorno Karabakh dari Baku dalam perang tahun 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa. Ini adalah salah satu konflik terburuk yang muncul dari runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Pembicaraan untuk penyelesaian konflik sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1994.

Prancis, Rusia dan Amerika Serikat telah menengahi upaya perdamaian yang disebut sebagai  "Kelompok Minsk" tetapi dorongan besar terakhir untuk kesepakatan damai gagal pada tahun 2010.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home