Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:36 WIB | Minggu, 09 Juli 2023

AS Berharap ASEAN Bertindak Tegas Terhadap Myanmar dan China

Menlu AS, Anthony Blinken, akan kunjungi Indonesia dan bertemu Menlu ASEAN.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur ASEAN di Hotel Sokha di Phnom Penh, Kamboja, pada 5 Agustus 2022. (Foto: dok. Reuters)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat berharap dapat menggalang negara-negara Asia Tenggara untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap junta militer Myanmar dan mendorong kembali tindakan China di Laut China Selatan saat diplomat tinggi AS, Antony Blinken, menuju ke wilayah tersebut untuk pertemuan pekan depan, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri pada hari Jumat (7/7).

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam pertemuan para menteri luar negeri dari blok regional ASEAN setelah dia bergabung dengan Presiden Joe Biden di Inggris dan di Lituania untuk pertemuan NATO dari hari Minggu (9/7) hingga hari Rabu (11/7).

Daniel Kritenbrink, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri untuk Asia Timur, mengatakan kepada wartawan bahwa Myanmar, yang dilanda kekacauan oleh kudeta militer tahun 2021, akan menjadi “salah satu masalah utama” yang dibahas di Jakarta.

ASEAN telah melarang para jenderal yang berkuasa di Myanmar dari pertemuan tingkat tinggi, tetapi Thailand telah mengusulkan untuk kembali terlibat dengan junta.

“Kami benar-benar mengharapkan teman dan mitra kami di ASEAN... untuk terus menurunkan perwakilan Myanmar di tingkat menteri ASEAN dan kami juga berharap dapat menemukan cara untuk meningkatkan tekanan pada rezim untuk memaksa rezim tersebut mengakhiri kekerasannya dan kembali ke jalan demokrasi yang benar,” kata Kritikenbrink selama panggilan telepon untuk melihat pratinjau perjalanan.

Washington bulan lalu mengeluarkan sanksi terhadap dua bank Myanmar yang digunakan oleh junta untuk mengkonversi mata uang asing, dalam sebuah langkah yang bertujuan mengurangi kemampuan militer untuk mengimpor senjata dan material untuk menindak pasukan anti-kudeta.

Kritenbrink mengatakan pekan lalu bahwa negara-negara di kawasan itu harus membuat kemajuan dalam menyelesaikan sengketa maritim satu sama lain guna memperkuat suara kolektif mereka dalam sengketa dengan China di Laut China Selatan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home