Australia Izinkan Alat Tes HIV Sendiri yang Bisa Dibeli Online
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Badan pemberi izin penjualan obat di Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), menyetujui penjualan alat uji HIV yang bisa dilakukan sendiri, yang digambarkan pegiat kesehatan sebagai 'langkah terakhir' untuk memerangi penyebaran virus berbahaya tersebut.
Namun, salah seorang pengidap HIV mengatakan, Australia tertinggal 10 tahun dibandingkan negara maju lain dalam hal usaha mendeteksi HIV.
Dengan adanya keputusan TGA, sekarang memungkinkan melakukan uji HIV sendiri di rumah, tanpa harus mengunjungi dokter atau klinik kesehatan.
Menggunakan alat yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Sydney Atomo Diagnostics, alat yang hanya bisa digunakan sekali tersebut dengan mengambil sampel darah dari ujung jari bisa memberikan hasil dalam waktu 15 menit.
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengumumkan hal tersebut dalam acara makan pagi memperingati Hari AIDS sedunia di Gedung Parlemen di Canberra hari Kamis (29/11) pagi.
"Bagi mereka yang masih enggan, atau alasan lain untuk tidak mau ke dokter untuk mengecek apakah mereka mengidap HIV, alat ini akan memberikan tambahan kebebasan, dan juga akses dan kemudahan." Katanya.
Alat uji HIV sendiri ini dilarang di Australia sampai tahun 2014, dan sejak itu tersedia untuk dibeli online dari perusahaan di luar negeri.
Alat yang diproduksi oleh Atomo ini juga tersedia untuk dibeli online.
Membuat Lebih Banyak Orang akan Mendapat Perawatan
Direktur Eksekutif Federasi Organisasi AIDS Australia Darryl O'Donnell mengatakan, pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah Australia ini akan membuat pengujian HIV lebih mudah bagi mereka yang dianggap berisiko tinggi, seperti pria homoseksual dan biseksual.
"Bagi mereka yang perlu melakukan tes secara teratur, sampai empat kali dalam setahun, kita memerlukan sesuatu yang lebih mudah dan lebih terjangkau bagi mereka,” kata O'Donnell.
"Alat uji yang bisa digunakan sendiri adalah bagian dari usaha tersebut."
Pegiat lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) Dean Beck, yang sudah mengidap HIV selama lima tahun, mengatakan dia menyambut baik pengumuman tersebut, namun mengatakan Australia masih terbelakang dibandingkan negara lain di mana alat tes ini sudah lama tersedia.
Alat tes HIV seperti ini sudah tersedia di hampir seluruh negara Eropa dan juga di Amerika Serikat, dimana WHO sudah merekomendasikan penggunaan alat test tersebut sejak tahun 2016.
Beck berharap nantinya alat tes teersebut bisa dibeli langsung di apotek.
Diperkirakan sekitar 10 persen warga Australia, yang mengidap HIV tidak sadar kalau mereka memiliki status positif.
Diperkirakan, imigran dan mereka yang hidup di daerah pedesaan dan daerah terpencil, akan mendapat manfaat dari ketersedaiaan alat tersebut, karena adanya stigma terhadap HIV masih membuat banyak komunitas ini takut untuk mengunjungi dokter.
Pemerintah Australia juga sudah memberikan dana tambahan $ 5 juta (sekitar Rp 50 miliar), untuk pengembangan strategi nasional baru guna memerangi penyebaran HIV dan diharapkan penyakit ini bisa diberantas habis di Australia di tahun 2022. (abc.net.au)
Editor : Sotyati
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...