Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:05 WIB | Selasa, 23 Juli 2019

BMKG: Ada Potensi Bukan Prediksi, Masyarakat Tidak Cemaskan Megathrust

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjawab wartawan seusai menghadiri Pembukaan Rakornas BMKG 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/7) siang. (Foto: setkab.go.id/Jay/Humas)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Sebagai negeri cincin api dan sabuk gunung api, yang berada di atas lempeng-lempeng tektonik yang aktif, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BKMG) Dwikorita Karnawati mengakui adanya potensi terjadinya megathrust di Indonesia, yang berdasarkan hasil kajian, riset, ada potensi untuk mengalami gempa dengan kekuatan lebih dari 7 bahkan sampai 8 lebih.

“Itu harus kita ketahui bukan untuk ketakutan karena itu namanya potensi. Potensi itu beda dengan prediksi. Kalau prediksi itu kepastiannya lebih tinggi,” kata Dwikorita menjawab wartawan seusai mengikuti acara Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/7) siang, yang dilansir situs resmi setkab.go.id.

Potensi itu, lanjut Kepala BMKG, ada kemungkinan. Tetapi ia mengingatkan, ilmu pengetahuan sampai saat ini belum bisa menjawab seberapa besarkah kemungkinannya kapan terjadinya.

Karena itu, dari pada kita ketakutan mengandai-andai kejadiannya kapan, Kepala BMKG menyarankan, selama kita berada di Indonesia mestinya kita bersiap.

“Mau tinggal di Lombok, mau tinggal di Jogja, mau tinggal di Jakarta, mau tinggal di mana pun di Indonesia itu kalau dengan gempa kita akan mengalami ya, entah kapan,” kata Dwikorita.

Oleh karena itu, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang penting adalah mitigasi dan persiapan untuk menghadapi. Mitigasi, antisipasi, dan adaptasi. Selain itu, kita juga harus siapkan jalur evakuasi.

Jadi, lanjut Dwikoitas, sekarang adalah era untuk persiapan, baik jalur evakuasi, tempat berkumpul, tempat berlindung. Dan yang paling penting persiapan itu akan lebih ringan kalau tata ruangnya sejak awal sudah mengikuti zona yang aman dari bahaya.

“Jadi yang penting itu, bukan cemas kapan ya kalau nanti ada gempa, tsunami. Lebih baik kita mengedukasi diri kita bersama-sama masyarakat, pemerintah daerah bekerja sama,” kata Dwikorita.

Ia mengatakan, BMKG hadir di daerah juga dan salah satu tugasnya adalah bagian dari sistem edukasi, bagian dari sistem mitigasi, dan juga bagian dari sistem peringatan dini.

 

 

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home