Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 18:47 WIB | Rabu, 31 Mei 2023

Cegah Demam Berdarah, Kemenkes Luncurkan Pilot Project Wolbachia di Lima Kota

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada peluncuran pilot project Wolbalchia untuk mengatasi demam berdarah dengue (BDB) di Semarang, hari Selasa (30/5). (Foto: Ist)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM-kementerian Kesehatan luncurkan pilot project enanggulangan demam berdarah dengue (DBD) melalui inovasi wolbachia di lima kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.

Kota semarang menjadi kota pertama yang akan memulai implementasi inovasi teknologi wolbachia dan nantinya akan diikuti oleh empat kabupaten/kota berikutnya.

Teknologi wolbachia merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (strategi nasional). Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemberian vaksin kepada warga masyarakat, dan perkawinan nyamuk dengan teknologi wolbachia agar nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus aedes aegypti.

''Semarang berada di posisi tengah dalam kasus DBD terbanyak dari kelima kota tersebut, namun Semarang ini paling maju dan paling berani wali kota dan timnya. Walaupun di tengah-tengah tapi lebih progresif, jadi Semarang ini menjadi kota pertama untuk Implementasi Pilot Project Wolbachia,'' kataMenteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Launching Implementasi Pilot Project Wolbachia di Semarang, Selasa (30/5).

''Masuknya virus demam berdarah dari nyamuk yang bernama aedes aegypti, yang harus dicari tahu bagaimana cara mecegahnya agar tidak digigit nyamuk, jangan hanya fokus kepada pengobatannya saja, tapi dicoba dengan pecegahannya,” kata Menteri.

Pencegahan ini ada dua cara yaitu yang pertama dengan vaksinasi supaya saat di gigit kita kuat, yang kedua adalah nyamuknya kita bikin mandul dengan wolbachia. Jadi pencegahannya itu dengan vaksinasi dan wolbachia yang sudah dimulai pada tahun 2011.

Efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi Yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

''Saya berharap, teman-teman mesti sabar, ini proses penyebaran nyamuknya selama enam bulan, karena mengkawinkan nyamuk, 2-4 bulan lagi mulai berdampak, diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk wolbachianya sudah sampai 80% dari populasi nyamuk aedes aegypti yang ada di Semarang. Teman-teman Semarang rajin berdoa biar nyamuknya cepat berganda dan bisa segera menyebarkan nyamuk-nyamuk wolbachia,'' tambahnya.

Launching di Semarang menggunakan tagline “Wingko Semarang” akronim dari Wolbachia Ing Kota Semarang. “Pak Kadinkes kami juga pintar membuat judul-judul singkat biar mudah di ingat oleh masyarakat, makannya dinamain Wingko Semarang,” kata Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Kegiatan launching ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat untuk membebaskan DBD di Kota Semarang. Agenda launching ini penandatanganan kerja sama antara Kemenkes RI dan Pemerintah Kota Semarang, kemudian ada penyerahan paket ember wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Tembalang sebagai tanda dimulainya implementasi wolbachia di Kota Semarang.

”Kemudian dilanjutkan dengan peletakan ember wolbachia di rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Tembalang,'' kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Maxi Rein Rondonuwu.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home