Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki 12:40 WIB | Jumat, 03 November 2023

Disabilitas Jadi Perhatian Peringatan Dini Bencana Alam

Tangkapan layar - Pakar kebencanaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Harkunti Pertiwi Rahayu, dalam dialog tentang mitigasi gempa bumi dan tsunami, dalam memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (3/11/2023).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pakar kebencanaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Harkunti Pertiwi Rahayu menyebutkan kalangan disabilitas harus menjadi perhatian Pemerintah dalam menerapkan sistem peringatan dini bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.

"Bicara peringatan dini untuk semua, gap tidak hanya ada di pulau kecil dan negara berkembang, tapi juga kaum difabel. Saya ingin ingatkan 22,5 juta penduduk Indonesia itu difabel," katanya dalam dialog tentang mitigasi gempa bumi dan tsunami, dalam memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (3/11).

Harkunti mengatakan jumlah tersebut hampir setara dengan 2,5 persen penduduk Indonesia, yang berarti jumlah tersebut harus menjadi perhatian penting Pemerintah dalam mitigasi bencana.

Dia menilai berbagai jenis teknologi peringatan dini bencana alam yang dikembangkan tidak akan berarti jika masih ada segelintir kalangan yang belum dapat memahami maksud dari teknologi peringatan dini tersebut.

"Yang kita butuhkan adalah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, termasuk difabel dalam menghadapi bencana," kata Harkunti yang juga Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) itu.

Untuk itu, Harkunti yang juga Anggota Komite Saintifik Program Tsunami Dekade Kelautan PBB atau UN Ocean Decade Tsunami Programme (ODTP) itu menyebutkan teknologi yang dikembangkan dalam sistem peringatan dini juga perlu menjangkau kalangan. Contohnya, teknologi peringatan dini melalui sistem getar pada ponsel untuk diterapkan kepada kalangan tunarungu.

Dia mengungkapkan kalangan tuli yang tidak dapat mendengar suara sirine dengan baik, harus dibantu dengan teknologi peringatan dini lainnya, salah satunya melalui sistem getar tersebut. Sehingga, kaum tunarungu juga dapat memitigasi dirinya dengan baik bila bencana alam datang.

Demikian juga, lanjutnya, pada kalangan disabilitas lainnya yang membutuhkan adaptasi dalam penerapan teknologi peringatan dini bencana alam.

"Bagaimana dengan yang tidak bisa melihat, berkebutuhan khusus, masalah fisik dengan kursi roda, dan lain-lain? Lingkungan berperan untuk memperhatikan hal tersebut. Pastikan peringatan dini untuk semua," tutur Harkunti Pertiwi Rahayu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home