Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:33 WIB | Senin, 27 Juni 2016

Dua Helikopter Waterbombing Padamkan Kebakaran Lahan

Ilustrasi dua unit helikopter bantuan BNPB untuk kebakaran di kawasan hutan dan gambut Desa Betung, Kecamatan Kumpehilir, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi Selasa (1/9/2015). (Foto; fokusjambi.com)

PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM -  Satuan tugas kebakaran lahan dan hutan (Satgas Karlahut) Provinsi Riau menerbangkan dua unit helikopter pengebom air atau "Waterbombing" guna memadamkan titik api yang terpantau di Kabupaten Rokan Hilir, Minggu (26/6).

"Kebakaran dilaporkan terjadi di Kecamatan Bagan Sinembah, Rokan Hilir. Kita terbangkan dua helikopter dan dua pesawat air tractor untuk melakukan pemadaman," kata Kadis Ops Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Yani Amirullah di Pekanbaru, seperti yang dilansir dari Antara.

Dia mengatakan, pemadaman dari udara tersebut dilakukan dengan dua helikopter MI-8 dan MI-171 serta Air Tractor bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna penanggulangan Karlahut sejak awal 2016 lalu.

Menurutnya, kebakaran tersebut perlu segera diatasi karena cakupannya cukup luas yang mencapai 20 hektar.

Berdasarkan foto petugas dari udara, terlihat bahwa kebakaran tersebut berada di sebuah hamparan lahan sawit yang baru saja dibuka.

Hal tersebut dibenarkan petugas, yang melakukan pemadaman. Informasi sementara yang diperoleh, lokasi kebakaran itu terjadi pada sebuah perusahaan sawit berinisial PT SR.

Lokasi tersebut disebut-sebut juga pernah terbakar sebulan yang lalu sebelum kembali terbakar pada akhir pekan ini.

Kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Rokan Hilir sejatinya telah terpantau satelit Terra dan Aqua dalam dua hari terakhir.

Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Henry Alfiandi mengatakan,  kebakaran yang terjadi di wilayah itu harus segera diusut. Dia mengatakan, mayoritas kebakaran yang terjadi di Riau merupakan disengaja, dan bukan karena faktor lainnya.

"Untuk itu, hal ini harus segera diusut. Cari tahu siapa pelakunya," katanya.

Sepanjang 2016 ini, Riau bisa disebut berhasil mengatasi masalah Karlahut dengan menekan angka luasan kebakaran.

Tahun ini juga,  merupakan yang pertama kalinya wilayah itu tidak terpapar kabut asap.

Seluruh personil yang tergabung dalam Satgas Karlahut, terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan seperti membangun ribuan sekat kanal dan penegakan hukum meski masih tetap ditemukan lokasi baru yang terbakar.

Pada pekan lalu, wilayah Pelalawan juga terpantau terbakar. Kebakaran di wilayah itu mencapai belasan hektar yang diduga terjadi pada lahan perusahaan.

Sebelumnya, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut terjadi lonjakan titik panas sejak Rabu (22/6) lalu. Satelit mendeteksi ada 34 titik panas yang menyebar di tujuh kabupaten di Provinsi Riau.

Titik panas terpantau di Pelalawan 12 titik, Indragiri Hilir dan Siak masing-masing enam titik. Selanjutnya, titik panas lainnya menyebar di Kampar tiga titik, serta Bengkalis, Indragiri Hulu dan Meranti masing-masing dua titik.

Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), munculnya titik panas karena temperatur di Riau cukup panas yang berkisar antara 33-35,5 derajat Celcius. Meskipun panas, BMKG menyatakan secara umum cuaca di wilayah Riau masih berpotensi hujan ringan hingga sedang dan tidak merata.

Sementara itu, Korem 031/WB Brigjen TNI Nurendi yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Karhutla mengatakan, Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat Karhutla hingga 30 November 2016 mendatang, seperti yang dikutip dari riaugreen.com.  

Ia mengatakan, perpanjangan status siaga selama lima bulan bukan berarti pihaknya tidak mampu menangani bencana kebakaran, melainkan meningkatkan upaya preventif yang dilakukan sejak awal 2016 lalu.

"Status siaga darurat ditetapkan sebagai upaya preventif yang kita lakukan sejak awal terus maksimal," kata Nurendi

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home