Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:44 WIB | Kamis, 29 April 2021

Dua Serangan Menargetkan Pangkalan Udara Myanmar

Dua Serangan Menargetkan Pangkalan Udara Myanmar
Gambar yang dibuat dari video oleh Transborder News menunjukkan asap mengepul dari kamp Angkatan Darat Myanmar dekat perbatasan Myanmar dan Thailand pada hari Selasa (27/4). Gerilyawan etnis Karen mengatakan mereka merebut pangkalan militer Myanmar pada hari Selasa dalam menentang pengambilalihan militer atas pemerintah sipil negara pada bulan Februari. Sementara pada hari kamis ada dua serangan di pangkalan uadara di Magway.(Foto: via AP)
Dua Serangan Menargetkan Pangkalan Udara Myanmar
Seorang biksu Buddha bergabung dengan pengunjuk rasa anti-kudeta saat mereka memberikan penghormatan tiga jari terhadap pembangkangan selama demonstrasi di Yangon, Myanmar pada hari Selasa (27/4). (Foto: AP)

MAGWAY, SATUHARAPAN.COM-Kelompok tak dikenal melancarkan serangan pada dua pangkalan udara Myanmar pada hari Kamis (29/4), dengan ledakan dilaporkan di satu pangkalan dan tembakan roket terlihat di pangkalan lain, kata media dan seorang saksi mata.

Serangan itu terjadi setelah tiga bulan kekacauan di Myanmar yang dipicu oleh kudeta militer 1 Februari. Tidak ada klaim bertanggung jawab atau konfirmasi atas korban dalam serangan itu. Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan telefon untuk meminta komentar.

Dalam serangan pertama pada hari Kamis, tiga ledakan terjadi di sebuah pangkalan udara dekat pusat kota Magway pada dini hari, menurut laporan Kantor Berita Delta dalam sebuah posting di halaman Facebook.

Kemudian, lima roket ditembakkan ke salah satu pangkalan udara utama negara itu, di Meiktila, di timur laut Magway, kata reporter Than Win Hlaing, yang berada di dekat pangkalan pada saat itu, dalam sebuah postingan.

Dia juga memposting klip video yang menyertakan suara roket yang terbang di atas kepala diikuti dengan ledakan. Reuters tidak dapat memverifikasi klip tersebut.

Sejak penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, protes pro demokrasi telah mengguncang kota-kota Myanmar. Militer telah menindak dengan kekuatan mematikan, menewaskan lebih dari 750 orang, menurut sebuah kelompok aktivis. Reuters tidak dapat memastikan jumlah korban.

Pertempuran antara militer dan pemberontak etnis minoritas juga berkobar sejak kudeta dengan militer melancarkan banyak serangan udara di wilayah utara dan timur negara itu. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home