Loading...
MEDIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:30 WIB | Jumat, 14 Juni 2019

Facebook Blokir Akses ke Fitur Pencarian Lacak Koruptor dan Pelanggar HAM

Ilustrasi. Facebook. (Foto: ibtimes)

SATUHARAPAN.COM – Facebook membatasi akses publik ke fitur yang telah digunakan untuk mengejar penjahat perang, mengekspos pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan mengidentifikasi pejabat yang korup.

Pekan lalu, seperti dilaporkan Kevin Nguyen dari ABC, raksasa media sosial - yang telah bersumpah untuk menjadi lebih transparan tentang operasinya - ini diam-diam “menghentikan” akses publik ke fitur yang disebut Graph Search, tanpa memberikan indikasi kapan atau apakah akses terbuka ini kemungkinan dipulihkan kembali.

Pembatasan akses merupakan salah satu perubahan yang paling terlihat dan signifikan pada jaringannya setelah skandal Cambridge Analytica tahun lalu.

Pencarian Grafik adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengekstrak data publik spesifik dari kumpulan besar informasi tersimpan milik Facebook, terlepas dan di luar apa yang bisa dicapai oleh pencarian kata kunci sederhana.

“Tindakan Facebook adalah serangan langsung terhadap hak asasi manusia dan pesan yang jelas bahwa mereka berdiri berdampingan dengan rezim kekerasan,” kata Gregory Waters, seorang peneliti Timur Tengah di University of California, Berkeley.

“Ini bukan hanya tentang memungkinkan penyelidik menemukan informasi, ini juga soal kemampuan untuk menelusuri klaim pemerintah.”

Alat yang Berpengaruh

Diluncurkan pada tahun 2013, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mencari koneksi sosial, pada saat Facebook mempromosikan dirinya sebagai sebuah misi untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung.

Pada tingkat dasar, Pencarian Grafik memungkinkan seseorang untuk mencari, katakanlah, setiap perawat pria yang “menyukai” baik Scott Morrison maupun Coldplay, atau menemukan kata-kata spesifik yang diposting oleh pengguna pada hari-hari tertentu.

Tetapi, itu juga memungkinkan orang untuk menggali informasi pribadi yang tersedia secara publik tentang pengguna lain, termasuk setiap komentar publik, like atau share - sehingga menyulitkan seseorang untuk menyembunyikan masa lalu mereka.

Itu membuat Graph Search sangat berharga bagi penegak hukum, badan intelijen, kelompok hak asasi manusia dan jurnalis investigasi.

“Langkah [Keputusan untuk menutup Pencarian Grafik] ini telah mengambil alat yang sangat kuat dari tangan masyarakat sipil,” kata Nick Waters, seorang peneliti senior di lembaga perintis intelijen open source Bellingcat.

Waters telah memetakan serangan udara terhadap warga sipil di Yaman ketika akses ke fitur itu diperketat, dan ia khawatir pemerintah yang meluncurkan serangan itu akan tetap tidak bertanggung jawab jika Facebook tak mengembalikannya.

Pencarian Grafik berperan dalam mengekspos koneksi Rusia ke jatuhnya MH17 - yang menewaskan 38 warga Australia - setelah peneliti Ukraina dan Belanda menggunakannya untuk mengidentifikasi pemberontak yang didukung Rusia yang beroperasi di dekat lokasi kecelakaan tersebut.

Ini juga membantu upaya menuntut para penjahat perang, dan digunakan oleh organisasi-organisasi yang berusaha membantu para perempuan yang dilecehkan di Bangladesh, dan digunakan oleh ABC News untuk menelisik keterkaitan antara pria bersenjata di teror Christchurch dan nasionalis kulit putih.

“Berkali-kali, penelitian kami mengintegrasikan wawancara saksi mata dengan menguatkan konten media sosial,” kata Sam Dubberley dari Amnesty International.

“Ketika platform membuat perubahan, terutama tanpa konsultasi, ini membuat pekerjaan kami untuk menemukan dan memverifikasi konten lebih sulit, dan berarti bahwa pembela HAM yang memiliki risiko terbesar tak didengar.”

Ia mengatakan organisasinya melakukan kontak dengan Facebook tetapi “tampaknya tak banyak hasilnya”.

 

Fokus pada Privasi

Sementara Facebook belum memberikan penjelasan terperinci untuk “penghentian” fitur itu, langkah tersebut dianggap terkait dengan pengumuman terbaru perusahaan tentang perubahan fokus mereka.

“Masa depan adalah privasi,” kata pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg pada bulan April, menanggapi serangkaian privasi data dan penyimpangan keamanan yang telah membuat perusahaan ini disorot dan melakukan pembelaan.

Henk Van Ess dari Bellingcat mengatakan pemblokiran akses ke Pencarian Grafik membahayakan beberapa investigasi yang sedang berlangsung, termasuk satu pemantauan perdagangan manusia.

“Ini berdampak pada beberapa lembaga paling penting dalam masyarakat - ini membantu menyelamatkan nyawa,” katanya.

Van Ess mengatakan meskipun ada klaim Facebook tentang melindungi privasi penggunanya, mereka yang membayar untuk beriklan di platform tersebut masih memiliki akses.

“Facebook sekarang menganggap pencarian data publik sebagai bencana privasi, tetapi mereka terus memungkinkan pengiklan untuk menargetkan audiens dengan iklan dalam cara yang lebih banyak terkait opsi privasi,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan di situs berita Vice, seorang juru bicara Facebook mengatakan: “Sebagian besar orang di pencarian Facebook menggunakan kata kunci, faktor yang mendorong kami untuk menghentikan beberapa aspek Pencarian Grafik dan lebih fokus pada peningkatan pencarian kata kunci.”

“Kami bekerja sama dengan para peneliti untuk memastikan mereka memiliki alat yang mereka butuhkan untuk menggunakan platform kami.” (abc.net.au)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home