Gereja Koptik Bunyikan Lonceng Solidaritas untuk Korban Masjid Sinai
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pusat Gereja Ortodoks Koptik Mesir di Kairo pada Sabtu (25/11) mengumumkan bahwa semua gereja di seluruh negeri membunyikan bel pada pukul 12:00 waktu setempat untuk menunjukkan solidaritas kepada para korban serangan masjid di Sinai Utara.
Kantor berita pemerintah Mesir MENA melaporkan, menurut pernyataan tersebut, semua Gereja Orthodox, di bawah pimpinan Paus Tawadros II, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serta berharap pada korban luka untuk segera sembuh.
Sementara itu bintang sepak bola dunia Franck Ribery, Marc ter Stegen dan Mesut Özil mengutuk serangan teroris yang terjadi usai salat Jumat di Masjid Al Rawdah di Bir al-Abed, sebelah barat El Arish, kota utama di Sinai Utara.
Demikian pula dengan jutaan netizen dari seluruh dunia menyampaikan belasungkawa kepada Mesir dengan menggunakan hashtag #prayersForEgypt di Twitter.
Mantan gelandang Prancis, Ribery yang saat ini bermain untuk Bayern Munich, mengatakan di akun Twitter-nya: "Hati dan doa saya pada para korban tragedi di #Egypt hari ini #StandWithEgypt #PrayForEgypt #Sinai."
Sedikitnya 305 orang tewas dan 128 lainnya luka-luka pada Jumat (24/11) akibat milisi meledakkan bom dan menembaki jemaah dalam serangan paling mematikan dalam sejarah modern negara itu.
Belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab, namun sejak 2013 pasukan keamanan Mesir telah berjuang menangani afiliasi ISIS di wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun itu. Sementara itu, milisi telah membunuh ratusan polisi dan tentara.
Media pemerintah memperlihatkan gambar para korban yang berlumuran darah dan tubuh-tubuh yang ditutup selimut di dalam Masjid Al Rawdah di Bir al-Abed.
Para anggota jemaah sedang menyelesaikan salat Jumat di masjid ketika sebuah bom meledak, kata saksi mata. Sekitar 40 pria bersenjata berdiri di luar masjid dengan mobil jip dan melepaskan tembakan dari berbagai arah saat orang-orang mencoba melarikan diri, kata saksi mata.
"Mereka menembaki orang-orang saat mereka meninggalkan masjid," ujar seorang penduduk setempat yang kerabatnya berada di tempat kejadian. "Mereka juga menembaki ambulans," jelasnya.
Menyerang masjid akan menjadi perubahan taktik bagi milisi Sinai, yang biasanya menyerang tentara dan polisi dan gereja-gereja Kristen.
Saluran berita Arabiya dan beberapa sumber lokal mengatakan beberapa anggota jemaah beraliran Sufi, yang oleh kelompok-kelompok seperti ISIS dijadikan target karena mereka menghormati para wali dan tempat-tempat suci, yang bagi milisi Islamis sama saja dengan menyembah berhala.
Kelompok milisi juga menyerang suku-suku setempat beserta milisi mereka karena bekerja sama dengan tentara dan polisi sehingga kelompok milisi menganggap mereka penghianat.
Cabang Sinai adalah salah satu cabang ISIS yang masih ada, setelah runtuhnya khilifah ISIS di Suriah dan Irak yang dikalahkan pasukan dukungan AS.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi, mantan panglima angkatan bersenjata yang menghadirkan dirinya sebagai benteng pertahanan terhadap militansi Islam, menggelara pertemuan darurat dengan menteri pertahanan dan menteri dalam negeri serta kepala intelijen segera setelah serangan itu, kata kantor kepresidenan dan televisi pemerintah.
Keamanan telah lama menjadi salah satu sumber utama dukungan publik bagi mantan jenderal yang diperkirakan akan mencalonkan kembali pada pemilihan awal tahun depan untuk masa jabatan empat tahun berikutnya.
Dia berjanji serangan itu "tidak akan luput dari hukuman".
"Keadilan akan ditegakkan terhadap siapa pun yang berpartisipasi, memberikan kontribusi, mendukung, mendanai, atau menghasut serangan pengecut ini," demikian Sisi dalam sebuah pernyataan. (reuters.com/ahram.org)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...