Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:44 WIB | Jumat, 08 Mei 2015

Ibu Miskin Hadapi Kehidupan yang Keras di Daerah Perkotaan

Isatu Gbankay, hamil enam bulan, berdiri di luar rumah temannya di Freetown, Sierra Leone, 8 April 2015. (Foto: voaindonesia.com/Nina deVries)

WELLINGTON, SATUHARAPAN.COM – Laporan organisasi internasional, Save the Children yang berjudul “State of the World’s Mothers 2015” tahun ini,  fokus pada masalah-masalah yang dihadapi untuk membesarkan anak di bawah usia lima tahun dan mengungkapkan peringkat global tempat terbaik dan terburuk menjadi ibu.

Tempat terbaik menjadi ibu adalah Norwegia. Selama dua tahun berturut-turut, tempat terburuk menjadi ibu adalah Somalia, di mana situasi negara tersebut suram dan para ibu tidak punya banyak akses ke kebutuhan dasar.

Laporan itu juga, menunjukkan walaupun kemakmuran tetap dirasakan di AS, yang merayakan Hari Ibu pada tanggal 10 Mei, kesejahteraan para ibu secara konsisten terus menurun. Laporan itu menunjukkan bahwa ibu-ibu AS turun ke peringkat 33 dari 179 negara.

Kurangnya sumber daya di Sahara selatan

Sumber daya , adalah kunci untuk menjadi ibu yang baik dan di banyak negara hal itu masih dirasakan kurang. "Akses untuk air bersih dan sanitasi, keamanan, perumahan yang memadai, semuanya masalah yang khususnya dihadapi oleh para ibu yang tinggal di daerah perkotaan yang kumuh," kata David Oot, advisor senior Save the Children untuk kesehatan dan gizi, "dan itu kebetulan di mana sebagian besar penduduk perkotaan di Afrika sub-Sahara tinggal.”

Laporan tersebut, menunjukkan 10 negara yang berada di peringkat dasar kebanyakan negara-negara Afrika. Negara-negara ini menderita akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi, konflik dan pemerintahan yang buruk.

Oot mengatakan, para ibu di negara-negara yang tidak stabil secara politik dan ekonomi butuh akses ke pelayanan kesehatan pencegahan dan penyembuhan untuk diri mereka sendiri, anak-anak mereka yang baru lahir, dan anak-anak mereka lainnya.

Fasilitas ini tidak tersedia, "dan kalaupun ada, biasanya tersedia di sektor swasta dan banyak ibu, khususnya ibu yang miskin, tidak mampu membayar untuk perawatan yang disediakan oleh swasta."

Bagi banyak ibu, bahkan air dan sanitasi tidak tersedia atau sulit untuk diakses, dan membutuhkan waktu dan upaya yang besar.

Ethiopia kurangi separuh tingkat kematian anak

Kabar baik yang disampaikan oleh Oot menunjukkan,  beberapa negara-negara Afrika mencapai kemajuan penting dalam mengurangi tingkat kematian anak di bawah usia lima tahun sejak 1990.

Oot menyebutkan tiga negara Afrika, Malawi, Rwanda dan Ethiopia, yang mencapai target yang ditetapkan oleh Millennium Development Goal untuk mengurangi kematian anak di bawah usia lima tahun sampai dua pertiganya.

Ia bahkan menyebutkan, Ethiopia dan Malawi telah mencapai target tersebut. Mereka berhasil, dengan cara "memastikan para perempuan melahirkan dengan bantuan bidan yang terlatih; dan mereka mencapai dan mempertahankan tingginya tingkat cakupan imunisasi; sudah ada akses dan penggunaan pengobatan penyakit seperti pneumonia dan malaria yang lebih baik.”

Selain itu, menyusui dianjurkan dan didukung di ketiga negara tersebut.

Ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, adalah salah satu contoh terbaik kota yang memberikan layanan bagi ibu miskin yang tinggal di perkotaan, katanya.

 "Hal itu cukup luar biasa. Jurang antara mereka yang paling kaya dan paling miskin menurun hampir separuhnya, bila dilihat dari kematian anak di bawah usia lima tahun yang telah berkurang hampir lebih dari 50 persen antara tahun 2000 dan 2011.”

Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, untuk memberikan bantuan terhadap para ibu di Afrika sub-Sahara. Ia mengatakan, salah satu masalahnya adalah memberikan support system atau sistem pendukung bagi para ibu di perkotaan dan anak-anak yang pindah dari pedesaan , di mana ada sistem pendukung. Sistem pendukung ini termasuk kesehatan mental dan keterlibatan pria dan anak laki-laki sebagai bagian dari proses pendukung.

Oot mengatakan Save the Children, telah mengupayakan penanganan masalah-masalah yang diabaikan di beberapa negara di Afrika sub-Sahara dan di seluruh dunia. (voaindonesia.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home