Ilmuwan AS Bahas Tanggapan terhadap Kebijakan Trump
BOSTON, SATUHARAPAN.COM – Para ilmuwan Amerika Serikat mengadakan pertemuan untuk membahas bagaimana menghadapi pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump menyebut pemanasan global sebagai kebohongan selama kampanye pemilunya.
Presiden Trump bahkan menunjuk seorang kritikus utama yang menentang langkah-langkah pemerintahan sebelumnya atas perubahan iklim sebagai kepala Badan Perlindungan Lingkungan. Kelompok-kelompok ilmuwan AS tersebut menyatakan Trump tidak menganggap serius fakta-fakta ilmiah.
Masyarakat akademis terbesar dunia, Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan, seperti diberitakan nhk.or.jp, menggelar simposium di Boston pada hari Sabtu (18/2/2017), yang dihadiri sekitar 400 ilmuwan. Sebagian besar peserta pertemuan tersebut mengungkapkan kekhawatiran atas pemerintahan yang baru. Seorang di antaranya mengatakan, memutuskan kebijakan tanpa memperhitungkan fakta ilmiah akan mengakibatkan konsekuensi serius.
Seorang profesor kehormatan di Universitas California, John Holdren, yang sebelumnya menjadi penasihat senior Presiden Barack Obama terkait ilmu pengetahuan dan teknologi, menekankan para ilmuwan harus menyampaikan kepada orang-orang mengenai peran ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah dipahamI.
Unjuk Rasa Ilmuwan
Berkait dengan itu, pada Minggu (19/2), seperti diberitakan Washington Post, melalui situs washingtonpost.com, berlangsung unjuk rasa di dekat Copley Square yang bersejarah, menuntut pemerintahan Trump menerima kenyataan empiris atas isu perubahan iklim.
“Kami tidak memolitisasi ilmu pengetahuan,” kata Naomi Orekes, ilmuwan sejarah Harvard yang berbicara dalam aksi “Rally to Stand Up for Science” yang digagas Natural History Museum, ClimateTruth.org, dan lembaga lain termasuk Union of Concerned Scientist itu.
Eka Economopoulus dari Natural History Museum mengatakan aksi itu digelar untuk mengingatkan kembali para ilmuwan memiliki kewajiban melahirkan karya ilmiah, bukannya sampah data, untuk kemaslahatan umat manusia.
Aksi yang digelar di Boston itu merupakan yang kesekian kalinya. Pada Desember lalu berlangsung aksi unjuk rasa ilmuwan di luar American Geophysical Union di San Francisco, tak lama setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Editor : Sotyati
WHO dan 50 Negara Peringatkan Serangan Ransomware pada Rumah...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sekitar 50 negara mengeluarkan peringatan ...