Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:41 WIB | Rabu, 19 April 2017

ISIS Serang Biara St. Catherine di Sinai

Biara St. Catherine di Sinai. (Foto: Reuters)

SINAI, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan kepada polisi Mesir penjaga perbatasan dekat Biara St. Catherine yang terkenal di Sinai pada hari Selasa (18/4), membunuh satu orang polisi dan melukai empat orang, kata petugas keamanan dan tenaga medis.

Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas penyerangan tersebut kepada kantor berita Amaq.

Menurut petugas, pelaku melepaskan tembakan melalui puncak bukit tinggi mencari polisi penjaga perbatasan yang berada di luar biara, di mana lokasinya berada di gurun terpencil dan wilayah pegunungan di bagian selatan semenanjung Sinai.

Petugas mengatakan setelah terjadi baku tembak, penyerang langsung meninggalkan lokasi. Dia menambahkan beberapa pelaku penembakan terluka dalam aksi baku tembak tersebut. Petugas meminta identitasnya dirahasiakan karena tak berwenang berbicara dengan media.

Pada Selasa (18/4) pagi, Israel memutuskan Sinai tetap ditutup bagi wisatawan Israel, mengutip laporan situasi kontraterorisme dari Dewan Keamanan Nasional. Keputusan untuk menutup perbatasan itu dibuat pada pekan lalu, di malam Paskah, dalam upaya pengamanan situasi di wilayah Sinai dan risiko yang ditimbulkan untuk Israel akibat meningkatnya aktifitas ISIS dan sekutunya di wilayah tersebut. Beberapa saat setelah penutupan perbatasan minggu lalu, militan dari Sinai menembakkan roket ke Israel.

Penyerangan biara yang dibangun pada abad keenam dan situs paling terkenal bagi para turis yang mengunjungi Laut Merah di sepanjang pantai selatan Sinai, terjadi satu minggu setelah bom bunuh diri menyerang dua gereja di Nile Delta kota Tanta dan kota pesisir Alexandria yang membunuh 45 orang pada peringatan Minggu Palma. ISIS yang berbasis di Sinai mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.

ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas penyerangan terhadap orang Kristen di Mesir yang populasinya lebih dari 10 persen dari penduduk Mesir  yang berjumlah 90 juta orang.

Sebuah sumber keamanan mengatakan pihaknya telah meningkatkan pengamanan siaga tinggi terhadap fasilitas wisata di Sinai selatan setelah serangan itu.

Penyerangan di Sinai selatan terjadi ketika Rusia diperkirakan membuat keputusan yang ditunggu-tunggu apakah mereka akan mengembalikan rute perjalanan ke resor Sharm el-Sheikh setelah sebuah pesawat Rusia jatuh pada tahun 2015 lalu, yang menyisakan pukulan serius bagi industri pariwisata di daerah itu di mana mereka menggantungkan harapan pada pengunjung dari Rusia.

Industri pariwisata Mesir yang merupakan sumber penting mata pencaharian negara itu telah menderita di tahun-tahun kekacauan setelah penggulingan Presiden Mesir saat itu, Hosni Mubarak pada tahun 2011, serta pemboman pesawat Rusia yang menewaskan semua penumpang pesawat yang berjumlah 224 orang.

Israel mengambil  langkah yang tidak biasa awal bulan ini dengan membatasi warganya menyeberang ke semenanjung Sinai, mengatakan ancaman serangan di wilayah itu terinspirasi oleh ISIS dan kelompok-kelompok jihad lainnya sangat tinggi.

Serangan Minggu Palma membuat Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi mengumumkan status darurat selama tiga bulan dan mengerahkan pasukan bersenjata untuk membantu polisi dalam menjaga tempat-tempat penting termasuk gereja di seluruh negeri.

Keadaan darurat sudah diterapkan di Sinai utara namun gagal menghentikan serangan yang terjadi hampir setiap hari terhadap polisi dan pasukan keamanan terhadap ISIS di daerah yang sensitif itu. Kelompok ekstremis akhir-akhir ini meningkatkan serangan, memindahkan kegiatannya dari Sinai ke bagian lain di Mesir dan semakin menggunakan taktik canggih yang mungkin akan lebih menyulut ketegangan antara sektarian dan mempermalukan Sisi.

Mesir Koptik, komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah, juga telah lama mengeluhkan  diskriminasi, serta serangan langsung di tengah penduduk mayoritas Muslim di negara itu. Selama beberapa dekade terakhir, Kristen Koptik Mesir telah menjadi sasaran langsung dari ekstremis Islam karena Kristen Koptik sangat didukung oleh Mubarak hingga kejatuhannya pada tahun 2011 lalu.

Serangan pada hari Selasa (18/4) ini terjadi sesaat sebelum Paus Fransiskus dari Vatikan datang ke Mesir pada pekan depan. (haaretz.com)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home