Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:50 WIB | Kamis, 03 Maret 2016

Kejar Pembangunan Listrik 35.000 MW, PLN dan IPP Bersinergi

Ilustrasi: petugas sedang memperbaiki instalasi listrik. (Foto: slo.djk.esdm.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengajak kepada seluruh perusahaan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dan PT PLN (Persero) untuk Melihat Program Pembangunan Listrik 35.000 MW bukan sekadar sebuah projek semata melainkan sebagai gerakan untuk menerangi seluruh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM dalam pertemuan dengan 91 (sembilan puluh satu) IPP yang telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA).

"Pembangunan Listrik harus disikapi sebagai sebuah movement atau gerakan. Gerakan untuk menerangi seluruh Indonesia", kata Sudirman Said sebagaimana dikutip dalam siaran pers, hari Kamis (3/3).

Pada kesempatan itu Sudirman Said kembali menegaskan kembali Pesan Presiden Jokowi, “Angka 35.000 MW itu bukan angka yang tiba-tiba muncul, tapi angka yang dihitung dengan cermat didasari dengan asumsi-asumsi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Jadi 35.000 MW bukan sekadar target tapi kebutuhan.”

Pertemuan  ini  merupakan pertemuan  ketiga antara Menteri ESDM dan seluruh  pengembang listrik swasta  yang  juga dihadiri oleh beberapa asosiasi profesional dan pengembang listrik antara lain Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia.

Dua pertemuan sebelumnya di tahun 2015 telah membuahkan kontrak dengan total kapasitas 14.426 MW. Sepanjang 2016, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan kontrak dan PPA (gabungan antara PLN dan IPP) dengan total nilai kapasitas 19.287 MW demi tercapainya target 35.000 MW pengembangan listrik di tahun 2019.

Pertemuan tersebut mendapat apresiasi dari semua pihak yang hadir. "Kami sangat mengapresiasi atas inisiatif ini yang secara berkala dilakukan oleh Pemerintah, kesempatan ini menjadi sangat penting karena bisa menjadi check point apakah kebijakan-kebijakan yang sudah ditetap berjalan dengan baik atau tidak. Pelaku usaha dapat secara langsung menyampaikan kendala di lapangan" kata M. Riza Husni, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Sejumlah Pengembang juga secara lugas menyampaikan keluhan dan permasalahan dalam suasana diskusi yang mendorong lahirnya solusi-solusi konkrit. Beberapa di antaranya secara terbuka menyampaikan kendala terkait proses bisnis bersama PT PLN (persero). Harga batubara juga menjadi perhatian, mengingat ketentuan yang ada dibuat ketika harga batubara tidak seperti saat ini.

Pemerintah menjamin akan memfasilitasi penyelesaian kendala yang dihadapi IPP dan PT PLN (Persero). "Pertemuan Ini dihadiri juga oleh jajaran Direksi dan Komisaris PLN, jadi setelah pertemuan ini, dengan difasilitasi oleh Dirjen Ketenagalistrikan, dan Ketua UP3KN, harus segera mengambil keputusan dan kesepakatan. Kita sadar tentu tidak ada keputusan yang sempurna dalam satu waktu, jadi dialog seperti ini tidak boleh terputus" tegas Sudirman merespon sejumlah uneg-uneg para IPP.

Pada kesempatan yang sama, ditandatangani pula Kesepakatan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 35.000 MW antara PT PLN (Persero) dengan para IPP. Dalam dokumen yang ditandatangani tersebut, para pihak sepakat untuk menuntaskan seluruh persyaratan (teknis, legal,dan finansial), untuk memastikan target financial closing dan penyelesaian proyek sesuai tepat waktu.

Program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini dipercepat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang telah ditandatangani oleh Presiden Jokowi tanggal 8 Januari 2016.

Melalui Perpres tersebut, PT PLN (Persero) dan IPP mendapatkan dukungan berupa penjaminan, percepatan perizinan dan non perizinan, penyediaan energi primer, tata ruang, dan penyediaan tanah. Dengan adanya dukungan tersebut diharapkan target rasio elektrifikasi 97 persen dapat dicapai pada tahun 2019.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home