Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:29 WIB | Rabu, 19 Desember 2018

Kemendag Buat Lokakarya Tingkatkan Peran Perempuan Pengusaha

ilustrasi. (Foto: istimewa)

SOLO, SATUHARAPAN.COM ─ Kementerian Perdagangan (Kemendag) meningkatkan peran pengusaha pakaian perempuan Indonesia melalui lokakarya bertema “Enhancing Women-Owned SMEs’ Access to Capital” pada Rabu (12/12) di Solo, Jawa Tengah.

Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan mengatakan lokakarya ini menindaklanjuti hasil studi proyek TPSA yang bekerja sama dengan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN).

“Lokakarya ini bertujuan meningkatkan peranan para pelaku usaha perempuan dalam strategi-strategi bisnis, khususnya di bidang permodalan," katanya dalam keterangan tertulis, hari Rabu (19/12).

Menurutnya, melalui lokakarya ini, para peserta diberikan pelatihan singkat untuk menganalisis permasalahan permodalan dilengkapi dengan saran pemecahan masalah. Metode penyampaian materi lokakarya dilakukan melalui simulasi agar peserta lebih memahami proses penyaluran pinjaman modal oleh bank dan institusi keuangan untuk menghindari bunga besar, biaya administrasi mahal, dan biaya-biaya mengikat lainnya.

"Peserta dibimbing dalam melakukan presentasi profil bisnis untuk meyakinkan calon investor. Sebagai pendukung dan melengkapi pengetahuan para peserta juga diberikan pengetahuan mengenai pemasaran, pengemasan, dan material bahan baku," ungkap Marolop.

Selain itu, peserta pada lokakarya diperkenalkan kepada sumber-sumber pendanaan yang berasal dari lembaga nonbank yang dapat menjadi alternatif bagi UKM untuk memperoleh akses terhadap bantuan finansial.

Lembaga-lembaga ini, kata dia, menawarkan skema pemberian pendanaan bagi UKM yang berbeda dari skema pendanaan dari bank pada umumnya dengan syarat yang lebih mudah, praktis, tanpa kolateral, dan tanpa bunga.

“Kegiatan lokakarya seperti ini secara berkesinambungan akan dilaksanakan di daerah-daerah agar peran perempuan dalam perekonomian Indonesia dapat lebih meningkat," kata Marolop.

Dalam lokakarya tersebut juga dibahas sejumlah temuan yang menjadi hasil studi mengenai kesetaraan gender kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam Canada–Indonesia Trade and Private-Sector Assistance (TPSA) Project.

“Hasil studi tersebut telah diluncurkan pada awal November 2018 di Jakarta yang melibatkan sejumlah 335 pemilik UKM di sektor kopi, alas kaki, dan pakaian," katanya.

Hasil studi di atas menemukan bahwa perempuan pengusaha, menghadapi peran ganda karena diharuskan untuk membagi waktu antara menjalankan bisnis dan mengelola rumah tangga mereka. Kondisi ini menjadi tantangan bagi perempuan untuk memiliki akses sumber daya ekonomi dan peluangnya. Para perempuan pengusaha juga memiliki keterbatasan waktu untuk menemukan dan menjalin hubungan dengan jaringan bisnis di mana mereka dapat mengakses informasi pasar dan penyedia layanan.

Selanjutnya, studi juga menemukan bahwa perempuan cenderung memilih tidak mencari sumber modal dari perbankan karena suku bunga tinggi, antara 12 hingga 15 persen; persyaratan agunan tinggi, setidaknya 30 persen dari jumlah pinjaman; prosedur yang memakan waktu; serta jadwal pembayaran yang tidak sesuai.

"Akses terhadap modal adalah salah satu kendala yang dihadapi oleh pemilik perempuan UKM untuk meningkatkan bisnis mereka," imbuh Marolop.

Tentang Proyek TPSA

Proyek TPSA adalah proyek dengan jangka waktu 5 tahun senilai USD 8,95 juta yang didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan.

Tujuan keseluruhan TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

TPSA dimaksudkan untuk meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan serta responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia, dan memperluas pemakaian analisis investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

Proyek TPSA merupakan salah satu kerja sama yang aktif dalam melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha dalam rangka meningkatkan perdagangan, khususnya ekspor ke Kanada. (PR)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home