Krisis Venezuela: Warga Makan Daging Busuk untuk Bertahan
VENEZUELA, SATUHARAPAN.COM – Krisis berkepanjangan di Venezuela, menyebabkan sejumlah penduduk makan daging busuk, dan mengais makanan dari tempat sampah untuk bertahan.
Kekurangan pangan dan kebutuhan pokok sehari-hari, akibat resesi bertahun-tahun yang ditandai dengan inflasi tinggi, serta listrik padam secara rutin, merupakan kejadian sehari-hari.
Jutaan warga Venezuela, telah meninggalkan negara itu dalam dua tahun terakhir, mencari penghidupan yang lebih baik keluar dari kehancuran ekonomi negara yang kaya minyak itu.
Salah satu daerah yang paling parah terkena kehancuran ekonomi ini adalah Negara Bagian Zulia, yang telah lama dikenal sebagai pusat industri minyak negara itu.
Pasar di daerah itu menjual daging busuk untuk warga, karena dijual sangat murah, kata wartawan BBC News Vladimir Hernandez, salah seorang dari hanya sedikit wartawan internasional yang mengunjungi Maracaibo, ibu kota negara bagian itu.
“Aroma busuk sangat menyengat dan ada banyak lalat di sekitarnya," kata Vladimir.
Satu kilogram daging segar dijual seharga 30 persen gaji minimum warga, sementara daging busuk harganya hanya sekitar 1 persen dari jumlah gaji.
"Listrik bisa padam sampai 10 kali sehari, kadang-kadang sampai empat jam," kata Manuel, seorang pedagang di pasar itu.
Daging dan makanan cepat membusuk, karena tak ada mesin pendingin akibat listrik yang padam secara rutin.
Warga banyak yang protes dan pemerintah setempat menjanjikan perbaikan namun kondisi tak juga membaik.
Kota pelabuhan Maracaibo sempat menjadi pusat produksi minyak Venezuela, dengan produksi sekitar setengah minyak mentah negara itu dan dikapalkan ke seluruh dunia.
Tingginya harga pangan, akibat inflasi membuat warga mencari makanan di mana saja termasuk di tempat sampah.
Mayat Membusuk tanpa Pendingin
Padam listrik juga mengganggu operasional di rumah sakit, dan banyak peralatan yang rusak dibiarkan begitu saja.
Kamar mayat juga terdampak karena mesin pendingin tak berfungsi.
Banyak jenazah yang membusuk, karena pemadaman listrik yang terus menerus terjadi.
"Saya terpaksa membiarkan dua atau tiga jenazah di luar, hingga akhirnya jenazah membusuk," kata Wilfredo, petugas kamar jenazah di salah satu rumah sakit.
Pasien-pasien juga sangat terganggu termasuk mereka yang sakit parah.
Maria Eugenia, termasuk di antaranya, dan dia akan menjalani operasi kanker payudara.
Maria harus mencari semua peralatan untuk operasi sendiri termasuk jarum suntik sampai sarung tangan.
Namun, ia mengatakan, tak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali mengupayakannya sendiri.
Venezuela adalah salah satu negara yang kaya minyak, dengan cadangan minyak besar.
Tetapi, dalam perjalanan ke negara itu, wartawan BBC News Vladimir Hernandez mengatakan "apa yang saya dengar dari warga adalah kesulitan hidup."
Pemerintah Venezuela mengatakan, mereka yang menentang pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro mengibarkan "perang ekonomi". Namun banyak pihak di dalam dan luar negara itu menyalahkan kebijakannya yang diwarnai dengan kasus korupsi.
Pemerintah juga menyanggah, menghadapi krisis kemanusiaan akibat ambruknya perekonomian.
Namun, laporan dari sejumlah universitas di Venezuela tahun lalu menunjukkan, kekurangan pangan menyebabkan tiga perempuan dari seluruh jumlah penduduk kekurangan berat badan sebanyak 10 kilogram. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Trump Minta Negosiator Hamas Kembali ke Qatar, Lanjutkan Per...
DOHA, SATUHARAPAN.COM-Para pembantu Trump meminta Qatar untuk memanggil kembali para pemimpin Hamas ...