Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 19:09 WIB | Senin, 01 Februari 2016

Laju Inflasi Januari 0,51 Dipengaruhi Kelompok Bahan Makanan

Kepala BPS Suryamin (baju putih) di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat. ( Foto Dok Satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Laju inflasi pada Januari 2016 sebesar 0,51 persen dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan seperti daging ayam ras dan beras. 

"Kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan harga adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras dan daging sapi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Senin. (1/2)

Suryamin menjelaskan dengan kenaikan harga tersebut, kelompok bahan makanan menjadi komponen pembentuk inflasi tertinggi pada Januari yaitu 2,2 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,53 persen. 

"Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar ikut menyumbang inflasi karena adanya kenaikan tarif tenaga listrik," ujarnya. 

Selain itu, kelompok lain yang ikut mengalami inflasi adalah makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51 persen, kelompok kesehatan 0,36 persen, kelompok sandang 0,26 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen. 

Sementara, satu-satunya kelompok yang menyumbang deflasi pada Januari adalah transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yaitu 1,11 persen karena turunnya tarif angkutan udara sebagai dampak dari rendahnya harga bahan bakar minyak. 

Dengan inflasi Januari 2016 tercatat 0,51 persen, maka inflasi tahun kalender 0,51 persen dan inflasi tahunan (yoy) 4,14 persen. Sedangkan, inflasi komponen inti pada Januari 0,29 persen dan inflasi inti tahunan (yoy) 3,62 persen.

Dari 82 kota IHK, sebanyak 75 kota mengalami inflasi dan hanya tujuh kota yang menyumbang deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,82 persen dan inflasi terendah di Padang 0,02 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi di Gorontalo 0,58 persen. 

Menurut Suryamin, meskipun relatif tinggi, inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen masih lebih rendah dari rata-rata inflasi pada Januari sejak 2010, kecuali pada Januari 2015 yang tercatat deflasi 0,24 persen.

"Januari tahun lalu, deflasi karena ada penurunan harga BBM. Tapi dari 2010 hingga 2014, Januari ini inflasi paling kecil dalam kondisi normal. Ini mudah-mudahan awal yang baik di 2016, tapi kita tetap waspada," katanya. 

Menurut data BPS, inflasi pada Januari 2010 tercatat sebesar 0,84 persen, 2011 sebesar 0,89 persen, 2012 sebesar 0,76 persen, 2013 sebesar 1,03 persen, dan inflasi Januari 2014 sebesar 1,07 persen. (Ant) 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home