Loading...
DUNIA
Penulis: Saut Martua Amperamen 12:34 WIB | Sabtu, 16 Desember 2017

Lieberman: Abbas Bisa Hidup karena Perlindungan Israel

Menteri Pertahanan Israel, Avignor Lieberman (Foto: Times of Israel)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, memberikan peringatan keras atas ucapan sesumbar Presiden dan kepala Otoritas Palestina (Palestina Authority/PA), Mahmoud Abbas, yang mengatakan tidak lagi menerima peran AS sebagai inisiator perdamaian Israel-Palestina.

Lieberman memperingatkan bahwa Abbas masih bisa hidup sampai saat ini  karena adanya perlindungan Israel melalui koordinasi keamanan antara Israel dengan PA. Jika tidak, ia sudah lama tewas seperti rekan-rekannya sesama kelompok Fatah.

"Koordinasi keamanan antara Israel dan Palestina adalah demi kepentingan Abbas, bukan kepentingan kami. Dia masih hidup sampai saat ini berkat adanya koordinasi keamanan tersebut," kata Liberman, sebagaimana dikutip oleh Time of Israel dari Ynetnews.

Lieberman mengatakan hal itu saat berbicara pada sebuah even di Yerusalem.

Lieberman yang dikenal sebagai seorang pengeritik Abbas, membandingkannya dengan terbunuhnya sejumlah figur kelompok Fatah yang dipimpin Abbas pada waktu terjadinya kekerasan dalam perebutan jalur Gaza pada tahun 2007. Peristiwa itu memicu adanya kerjasama keamanan antara Israel dan Otoritas Palestina, yang pada gilirannya dapat menghindarkan Abbas bernasib sama dengan rekan-rekannya yang terbunuh.

"Kita menyaksikan apa yang terjadi di Gaza dan bagaimana mereka membunuh semua aktivis Fatah yang tidak bisa melarikan diri setelah Hamas mengambil alih jalur Gaza," kata Lieberman.

"Itu sebabnya koordinasi keamanan (Isral dengan Palestina) tidak semata-mata sebagai kepentingan Israel."

Lieberman  mengatakan hal ini menangapi ancaman Abbas yang berkali-kali mengatakan ingin mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel. Hal itu diungkapkan Abbas kembali pada forum pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul.

Menyusul pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, Abbas mengancam bahwa Otoritas Palestina tidak akan lagi tunduk pada Kesepakatan Oslo, yang isinya antara lain menghasilkan pendirian Otoritas Palestina yang selanjutnya menyelenggarakan kerjasama keamanan kedua belah pihak.

Lieberman juga mengecam pernyataan Abbas yang mengatakan tidak lagi tunduk pada upaya kesepakatan damai yang diinisiasi oleh AS. Lieberman mengatakan Abbas memanfaatkan pengakuan Trump atas Yerusalem ibukota Israel sebagai dalih untuk keluar dari upaya kesepakatan damai.

"Bola saat ini ada pada pihak Abbas karena kami bersedia mendengar inisiatif baru AS," kata Lieberman.

Dalam pidatonya pada hari Rabu di depan negara-negara anggota OKI, Abbas mengatakan karena deklarasi Trump  -- yang ia sebut aksi kriminal dan hadiah bagi gerakan Zionis -- Palestina tidak lagi menerima peran AS dalam proses perdamaian. Ia juga mengatakan bahwa Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dari Yordania lewat perang enam hari pada tahun 1967 harus dengan serta-merta diakui sebagai ibukota Palestina.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gedung Putih belakangan mengatakan retorika Abbas menghalangi upaya perdamaian bertahun-tahun sedangkan PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, "Palestinia sebaiknya menghadapi kenyataan dan mengupayakan perdamaian ketimbang menambah eskalasi konflik."

Dalam pidato di Gedung Putih pekan lalu, Trump menekankan bahwa dia tidak menentukan batas-batas kedaulatan Israel di kota tersebut, dan meminta agar tidak terjadi perubahan status quo di tempat-tempat suci di kota Yerusalem. Dia berkeras bahwa setelah kegagalan berulang untuk mencapai perdamaian, ini adalah sebuah pendekatan baru, dan mengatakan bahwa keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai tempat pemerintahan Israel didasarkan pada kenyataan.   

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home