Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:17 WIB | Jumat, 24 Februari 2017

Menag Ingin PTKIN Jaga Kemajemukan di Indonesia

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (tengah) pada Peresmian Gedung Kuliah di Kampus 2 IAIN Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat yang pembangunnya bersumber Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun 2016, Kamis (23/2). (Foto: kemenag.go.id)

BUKITTINGGI, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengajak Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia menjaga kemajemukan di Tanah Air.

Menurut Menag, ketika terdapat kelompok yang menjadikan paham keagamaan sebagai faktor pemecah belah, maka  PTKIN harus merespons dengan baik, dengan menggaungkan Islam Moderat. Karena paham moderat terbukti selama ratusan tahun, mampu menjaga dan memelihara perbedaan di Indonesia.

Dia mengatakan mayoritas masyarakat Indonesia secara akidah, syariah, teologi, fiqih maupun tasawufnya, beraliran moderat. Dia mengemukakan PTKIN harus tampil terdepan dalam menjaga Indonesia, karena perguruan tinggi diyakini sangat memahami dan mampu memberi kontribusi atas terjaganya NKRI.

“Dan karena kita moderat, kita sekarang ini bisa merasakan kehidupan keagamaan seperti sekarang ini," kata Menag saat memberikan sambutan sekaligus Kuliah Umum pada Peresmian Gedung Kuliah di Kampus 2 IAIN Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat yang pembangunnya bersumber Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun 2016, Kamis (23/2).

Menag menyampaikan hal tersebut dalam kuliah Umum  yang bertema: Peran PTKIN dalam Merawat Kebhinekaan dan Memperkokoh Toleransi.

Menag berharap Indonesia tidak seperti Irak dan Suriah, dua pusat peradaban dunia yang kini luluh lantak karena perang. Menurutnya, para pendahulu kita sangat arif dan dewasa dalam mengelola kemajemukan.

“Moderasi harus dikedepankan. Dan, PTKIN harus ikut bertanggungjawab untuk meneruskan perjuangan ini. Karena PTKIN mampu,” kata Menag.

Menag menegaskan, saat ini di Indonesia terdapat 56 PTKIN yang terus berkembang dengan baik. Dan, agar perkembangan PTKIN bisa lebih cepat, Kementerian Agama melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti IDB (Islamic Development Bank), SBSN dan lain sebagainya.

"Ke depan, kontribusi PTKIN dalam menjaga kebhinnekaan dan meneguhkan toleransi, sangat dibutuhkan," kata Lukman.

Lukman melihat, kemajemukan adalah sunnatullah. Allah SWT menciptakan kemajemukan, agar manusia yang mempunyai sifat terbatas, bisa saling bekerja sama, melengkapi dan menyempurnakan. Dijelaskannya, banyak ayat yang menegaskan tentang keanekaragaman, dan Negara kita, sangat beragam, baik agama, suku, ras, bahasa, budaya, kekayaan alam, flora, fauna dan lain sebagainya.

“Para pendahulu mampu menjadikan perbedaan antarkita sebagai kekuatan untuk bersatu. Pendahulu mampu mencari faktor perangkai, agar kita mampu bersatu. Selain kebangsaan, Agama adalah salah satu faktor tersebut. Karena kita masyarakat yang sangat religius," kata Lukman.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor IAIN Bukittinggi, Ridha Ahida mengatakan, IAIN Bukittinggi Tahun Ajaran 2016-2017 hanya mampu menerima 2250 mahasiswa baru dari 14.523 calon mahasiswa. Karenanya, IAIN Bukittinggi akan terus melakukan perbaikan, agar ke depan mampu memfasilitasi lebih banyak calon mahasiswa.

Menurut Ridha, saat ini ada empat fakultas di IAIN Bukittinggi, yakni Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) dengan 23 program studi dan Pascasarjana dengan 3 program studi. Sementara jumlah mahasiswa saat ini adalah 7.617 mahasiswa, dengan dosen dan pegawai sebanyak 278.

Wakil Wali Kota Bukittinggi, Irwandi, dalam kesempatan tersebut berkomitmen dan siap membantu semaksimal mungkin. Hal yang sama disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Iwan Prayitno yang juga berkomitmen membantu. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home