Loading...
INSPIRASI
Penulis: Gurgur Manurung 07:07 WIB | Rabu, 18 Januari 2017

Mengelola Risiko Bencana

Risiko kehidupan memang selalu ada. Mari kita kendalikan!
Foto: istimewa

SATUHRAPAN.COM –  Nero Arong (4) dan Renol Arong (3), warga kelurahan Waebeleng, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, Jumat (13/1/20017) tewas akibat terjatuh ke dalam tangki septik  kedalaman sekitar 2 m  di belakang rumah orangtuanya (Kompas, 15/1/2017). Ayah mereka sedang  memperbaiki atap yang bocor,  sedang ibu mereka ke pasar. Bisa kita bayangkan jeritan hati ayah dan ibu, serta keluarga dekat mereka. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?

Kejadian tragis baru-baru juga ini terjadi  di Sidikalang Dairi, Sumatera Utara, sembilan orang meninggal dalam mobil, yang terjatuh ke kolam. Diduga karena  kesalahan manusia juga, seperti kelebihan muatan. Berulang kali kapal di laut dan danau tenggelam karena kelebihan muatan.

Baru seja terjadi seorang tentara bersama temannya tewas  tersengat listrik  ketika menyetrum ikan di rawa. Ketika menyetrum ikan baterai mereka habis, lalu muncul ide menyetrum  dengan menggunakan listrik. Mereka berdua gosong karena  tidak memikirkan risiko tindakan mereka.

Kejadian serupa masih banyak lagi. Esensinya sama: masyarakat abai dalam memikirkan risiko yang mungkin terjadi. Ada budaya abai dalam individu, komunitas, perusahaan, negara dalam menyiasasti risiko.  Budaya abai ini tak hanya melanda orang miskin, juga orang kaya, baik di desa apalagi di kota.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan  Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)  pasal 47   ayat 2 mengamanatkan kepada kita agar melakukan tiga hal: a. Melakukan kajian risiko; b. Pengelolaan resiko; c. Komunikasi risiko.  Itu berarti, setiap individu harus melakukan ketiga hal ini terhadap alam sekitarnya. 

Apa risiko yang akan muncul di rumah kita harus diinventarisasi, lalu dikelola dengan baik, dan kemudian dikomunikasikan kepada seluruh anggota keluarga. Demikian juga dengan komunitas, perusahaan, juga negara. Kita perlu membudayakan inventarisasi, pengelolaan, dan pengomunikasian risiko.

Risiko kehidupan memang selalu ada. Namun, risiko itu bisa, bahkan harus, dikendalikan.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home