Loading...
MEDIA
Penulis: Reporter Satuharapan 13:35 WIB | Rabu, 27 November 2019

Negara Bagian Tasmania Larang Penggunaan HP di Sekolah

Ilustrasi. Gawai. (Sumber: BBC)

TASMANIA, SATUHARAPAN.COM – Kekhawatiran akan dampak penggunaan HP bagi murid-murid sekolah tampaknya semakin bermunculan di dunia, dan berbagai upaya digunakan melarang penggunaannya di sekolah.

Sekarang murid sekolah negeri di Negara Bagian Tasmania (Australia) akan dilarang menggunakan HP selama jam sekolah.

Menurut Menteri Pendidikan Tasmania Jeremy Rockliff larangan itu mulai diberlakukan mulai kuartal kedua tahun ajaran 2020.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Rabu (27/11/2019), menteri tersebut mengatakan larangan penggunaan HP untuk mengurangi murid terpecah konsentrasi dan juga mendorong murid lebih banyak bermain dan bergaul dengan yang lain.

“Murid-murid di seluruh sekilah negeri diharuskan ‘mematikan telepon mereka sepanjang hari ketika mereka berada di sekolah’,” kata pernyataan tersebut.

“Keputusan ini diambil setelah adanya konsultasi mendalam dengan kalangan pendidik, siswa, dan keluarga mereka, dan ini membuat Tasmania sejalan dengan negara bagian lain yang juga mengambil langkah melarang penggunaan HP di sekolah.”

Murid kelas 11 dan 12 (usia sekitar 16-18 tahun) bisa mendapat dispensasi bergantung pada kebijakan masing-masing sekkolah, dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus juga bisa mendapatkan pengecualian.

Kebijakan ini akan dikaji ulang setelah 12 bulan.

Sejumlah sekolah di Tasmania sejauh ini sudah menerapkan aturan pelarangan penggunaan HP, dan menurut Rockliff, berbagai sekolah itu melaporkan bahwa para murid mengalami peningkatan kesejahteraan karena larangan tersebut.

Sebelumnya di Negara Bagian Victoria (yang juga mencakup Kota Melbourne) sudah mengeluarkan aturan serupa bahwa mulai awal semester pertama tahun ajaran 2020 gawai akan dilarang di sekolah dasar dan menengah di seluruh Negara Bagian Victoria selama jam sekolah.

Menteri Pendidikan Victoria, James Merlino mengatakan kebijakan ini dirancang untuk menghentikan perisakan (bullying) di internet.

Menurutnya kebijakan pelarangan ponsel di sekolah itu mungkin tidak populer secara universal, tetapi itu adalah “hal yang benar untuk dilakukan”.

Di Prancis, murid sekolah harus mematikan telepon genggam pintar atau meninggalkan peranti elektronik ini di rumah, terhitung mulai ajaran baru September 2018.

Larangan ponsel pintar, tablet, dan peranti lain yang terhubung dengan internet, berlaku untuk semua murid hingga usia 14-15 tahun.

Berdasarkan undang-undang baru ini, ponsel pintar boleh digunakan di lingkungan sekolah ‘hanya untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar’, untuk kegiatan ekstrakurikuler, atau bagi murid yang menyandang disabilitas. (abc.net.au)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home