Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 09:07 WIB | Kamis, 16 Maret 2023

OPM Minta PBB Tengahi Konflik, RI: Tidak Ada Negosiasi dengan Teroris

Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disebut-sebut disandera oleh kelompok pro kemerdekaan Papua (OPM), duduk di antara para pejuang separatis di wilayah Papua, 6 Maret 2023. (Foto: Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat/TPNPB via Reuters)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM-Seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh separatis Papua merdeka di wilayah Papua telah muncul dalam video yang menyerukan PBB untuk menengahi konflik di wilayah tersebut.

Pilot Phillip Mehrtens, yang bekerja untuk layanan penerbangan domestik Susi Air, diculik oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) bulan lalu setelah mendarat di landasan udara di kabupaten Nduga.

“OPM meminta Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menengahi antara Papua dan Indonesia untuk bekerja menuju kemerdekaan Papua,” kata Mehrtens dalam salah satu dari tiga video, menggemakan pernyataan sebelumnya di mana dia mengatakan dia hanya akan dibebaskan jika Papua merdeka.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen di mana dan kapan video itu diambil. Juru bicara OPM, Sebby Sambom, mengatakan mereka ditembak pada 6 Maret.

Papua menghadapi pemberontakan separatis sejak wilayah itu, yang pernah diperintah oleh Belanda, berada di bawah kendali Indonesia menyusul pemungutan suara yang diawasi PBB pada 1969 yang menurut para kritikus cacat.

Orang asing jarang diculik di wilayah tersebut, tetapi konflik telah meningkat sejak 2018, dengan pemberontak meningkatkan serangan yang lebih mematikan dan lebih sering.

JO Sembiring, seorang komandan militer Indonesia di Papua, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat (10/3) bahwa rekaman tersebut adalah “propaganda” dan pihak berwenang terus mencari Mehrtens.

Ketika ditanya tentang seruan OPM untuk mediasi PBB, katanya, “tidak ada negosiasi dengan teroris oleh negara.”

Para pejabat berusaha menggunakan dialog untuk mengamankan pembebasan Mehrtens, dengan mengatakan "operasi penegakan hukum" akan menjadi pilihan terakhir.

Dalam satu video, Mehrtens membacakan pernyataan sambil duduk di hutan terbuka dan dikelilingi oleh sekelompok pria, beberapa dengan senjata dan yang lain dengan busur. Mengenakan jaket biru, celana krem, dan topi kamuflase, Mehrtens mengatakan dia telah diperintahkan untuk membaca pernyataan itu.

“Pilot asing tidak boleh bekerja dan terbang di Papua sampai Papua merdeka,” katanya.

Di kasus lain, seorang separatis meminta Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia untuk menghentikan kerja sama militer dengan Indonesia.

Mehrtens juga meminta agar gaji yang dia terima diberikan kepada keluarganya untuk makanan dan tagihan.

“Cobalah untuk tidak mengkhawatirkanku. Saya dirawat sebaik yang diharapkan mengingat situasinya,” katanya dalam sebuah video, menambahkan dia mendapatkan cukup makanan dan air, pakaian hangat, dan obat-obatan.

“Semoga kita bisa segera bersama,” katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home