Oposisi: Papua Nugini Negara Kristen tapi Pemimpinnya Korup
PORT MORESBY, SATUHARAPAN.COM - Papua Nugini adalah negara Kristen, tetapi pemimpinnya korup secara moral.
Tuduhan ini dikatakan oleh pemimpin oposisi Papua Nugini (PNG), Don Polye dalam sebuah kampanye di di stasiun Karamui Chimbu, Papua Nugini, menjelang pemilu negara itu yang akan berlangsung 24 Juni hingga 8 Juli tahun ini.
Polye mengatakan dengan hikmat, pengetahuan dan pemahaman Ilahi, seharusnya tidak ada alasan bagi warganya menderita karena tidak mendapatkan kebutuhan pokok dan pelayanan dasar.
"Rakyat dan para pemimpin kita harus percaya pada Tuhan. Pengeritik mungkin mengatakan 'Don, Anda bukan seorang pendeta. Mengapa Anda berbicara tentang Tuhan? Tidak, saya harus bicara tentang Dia karena orang Kristen harus tahu lebih banyak tentang Allah dibanding pendeta mereka," kata Poyle, dikutip dari Papua New Guinea Today.
"Ketika politisi tidak memiliki karakter yang saleh dalam dirinya sendiri, binasalah negara. Ketika mereka berdoa di lantai gedung parlemen tanpa hati mereka, negara akan mengalami kemunduran. Politisi ingin mendapatkan dukungan dari orang-orang Kristen dan membawa Alkitab berusia 406 tahun. Anda akan menyadari bahwa politisi demikian akan dikutuk," lanjut dia.
"Politisi tidak seharusnya malu berbicara tentang pembusukan dalam moralitas di negeri ini. Kita tidak harus menyembunyikan nama Allah di sini. Presiden Amerika Serikat tidak secara terbuka berbicara tentang Dia tetapi memuji-Nya juga. Negara-negara Barat telah menjadi lebih besar karena mereka percaya pada Tuhan. PNG harus sama," kata dia kepada kerumunan di stasiun Karamui Chimbu pada hari Sabtu (18 Maret).
Dia mengatakan perdana menteri dan pemimpin oposisi seharusnya tidak berdalih atas salah kelola perekonomian negara. Ia menambahkan bahwa menteri kabinet seharusnya juga tidak berdalih atas orang-orang Karamui dan lain-lain yang menjadi miskin.
"Politisi tidak seharusnya berdalih atas hukum yang buruk yang membuat rakyat kita menderita. Tuhan menciptakan kita menurut gambarNya sendiri. Kita bangga dengan itu. Kita harus memiliki kebijaksanaan, pengetahuan, dan pemahaman karena kita diciptakan seperti diriNya. Dengan ini, negara harus berkembang dan makmur. Kita harus senang dan bergembira. Tuhan indah. Saya percaya pada Tuhan, "kata dia.
Polye mengatakan dia percaya Allah memberinya hikmat, pemahaman dan pengetahuan bahwa ia akan menjadi perdana menteri berikutnya.
Amerika Serikat, kata dia, besar karena mereka percaya pada Tuhan.
"Ketika saya menjadi Perdana Menteri berikutnya, saya akan membuat warga negara kita menjadi orang Kristen sejati. Mereka harus siap mati untuk Tuhan dan melawan yang salah di negeri ini, "kata dia.
Pemilihan Umum di Papua Nugini akan berlangsung mulai 24 Juni 2017 hingga 8 Juli 2017. Perdana Menteri Papua Nugini saat ini adalah Peter O'Neill.
Editor : Eben E. Siadari
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...