Loading...
SAINS
Penulis: Dr Frengki Napitupulu 21:06 WIB | Rabu, 04 Maret 2020

Orangtua Adalah Guru Pertama dan Terutama

Dr. Frengki Napitupulu

SATUHARAPAN.COM-Saya pernah mendengar petikan nasihat dari seorang penggiat parenting: “jangan biarkan anakmu belajar mengenal dunia dari orang lain, tetapi perkenalkanlah dunia ke mereka melalui dirimu.”

Petikan nasihat itu adalah pesan yang sangat dalam bagi orangtua supaya tidak membiarkan “jatahnya” diambil orang lain.

Jatah yang dimaksud adalah menjadi guru pertama dan terutama bagi anak-anaknya.

Seringkali orangtua dengan segala alasannya, entah itu kesibukan, entah itu merasa tidak pintar, atau justru merasa bukan tanggungjawabnya, mereka mengalihkan tugasnya. Anak-anak mereka dikirim ke sekolah-sekolah yang diklaim terbaik. Anak-anak mereka dititipkan ke guru-guru yang dianggap tahu segalanya. Anak-anak mereka dibebani segudang les dan kursus-kursus keahlian.

Parahnya, anak-anak terbiarkan mengenal dunia melalui internet dengan segala medium yang ada di dalamnya, semisal youtube, instragram, facebook. Sehingga dunia kehidupannya serasa “virtual” dan tidak nyata, yang cepat atau lambat akan memengaruhi pandangannya tentang dunia nyata.

Tentu sekolah terbaik adalah impian, guru hebat adalah dambaan, dan keahlian yang mumpuni adalah bekal hidup yang membuat aman dan nyaman. Media digital juga.

Namun sadarkah kita, semua itu adalah jenjang lanjutan yang sebisa mungkin orangtua berikan kepada anak-anaknya. Justru jenjang awal dan fundamental adalah ketika bekal hidup paling dasar telah mereka terima dari orangtua mereka.

Bisa saja anak-anak pintar, namun rapuh. Bisa saja anak-anak terampil, namun lemah dan tidak tahan banting. Sebab, tujuan sejati dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang bisa keluar dari dirinya untuk memahami bahwa ada yang memberikannya hidup, ada orang lain yang sama-sama penerima hidup, dan ada alam atau bumi sebagai tempatnya hidup.

Orangtua akan menjadi guru yang pertama dan terutama untuk memfasilitasi anak agar mampu keluar dari dirinya untuk menjadi karakter yang berahlak, mengasihi, peduli, dan memelihara semesta. Sehingga dalam dunia kehidupannya, anak-anak akan memiliki tangkapan-tangkapan keteladanan yang komunikatif dari orangtua yang setiap saat mengajarkan anak untuk menghargai hidup, mengasihi sesama dan melestarikan alam semesta.

Wahai orangtua, bekali dan persiapkanlah dirimu menjadi guru yang pertama dan terutama, maka anak-anakmu akan memiliki dunia!

*Penulis adalah pemerhati bidang komunikasi, literasi dan parenting.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home