Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 09:29 WIB | Selasa, 28 Februari 2017

Pemegang Saham Desak Freeport Lebih Keras Hadapi Pemerintah RI

CEO Freeport McMoran, Richard C. Adkerson saat, konferensi pers di Ruang Jade lantai 2 Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta, hari Senin (20/2). (Foto: Melki Pangaribuan)

FLORIDA, SATUHARAPAN.COM - Pemegang saham  Freeport-McMoRan menekan perusahaan itu agar bersikap lebih tangguh dalam menghadapi pemerintah Indonesia atas rencana mengubah kontrak karya dengan perusahaan asal AS itu.

CEO Freeport, Richard Adkerson, mengatakan hal itu pada hari Senin (27/02) seusai mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemegang saham Freeport di Florida, AS..

Rio Tinto yang merupakan mitra Freeport di pertambagan tembaga dan emas Grasberg di Papua, juga mendukung pendekatan yang lebih keras terhadap Jakarta, kata Adkerson.

Dengan ungkapan memakai bahasa yang lebih kuat terhadap isu ini, Adkerson mengatakan peraturan baru yang dibuat oleh Indonesia merupakan "bentuk perampasan aset kami dan kami menolak itu secara agresif."

"Banyak dari para pemegang saham kami merasa bahwa kami telah terlalu baik. Sekarang kami berada dalam posisi mempertahankan hak-hak kami yang ada dalam kontrak," kata Adkerson dalam pertemuan dengan investor institusi pertambangan di Hollywood, Florida, dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan Freeport telah mengadakan pembicaraan dengan pemegang saham besar tapi tidak menyebutkan nama mereka. Pemegang saham terbesar ketiga Freeport adalah  Carl Icahn, yang memegang sekitar 7 persen saham. Icahn telah ditunjuk sebagai penasehat khusus Presiden AS Donald Trump.

Freeport, produsen tembaga publik terbesar di dunia, memperingatkan pekan lalu bahwa mereka kemungkinan akan membawa pemerintah Indonesia ke arbitrase dan menuntut kerugian atas yang mereka anggap merusak kontrak yang telah menghentikan operasi dan ekspor di Grasberg, tambang tembaga terbesar kedua di dunia.

Kedua belah pihak memiliki 120 hari untuk menyelesaikan perbedaan mereka sebelum menuju ke arbitrase. "Pendekatan sopan yang kami miliki di masa lalu, jika kita pergi ke arbitrase, akan diganti dengan pengacara tangguh," kata Adkerson.

Dia menambahkan bahwa ia berharap sengketa bisa diselesaikan secara kooperatif meskipun pemerintah Indonesia sejauh ini "menanggapinya secara agresif melalui menteri."

ketidakmampuan Freeport untuk mengekspor tembaga sejak pertengahan Januari, ditambah dengan pemogokan di BHP Billiton Escondida di Cile, tambang tembaga terbesar di dunia, telah mendorong harga tembaga ke level tertinggi dalam 20 bulan yaitu US$ 6.204 per ton di London Metal Exchange bulan ini.

Dalam mengantisipasi penghentian ekspor, pekan lalu Freeport mengatakan akan mengurangi produksi tambang Grasberg sekitar 60 persen.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home