Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:38 WIB | Rabu, 21 Juni 2023

Pemimpin Tibet: Penurunan Ekonomi China Dapat Dorong Penyerangan ke Taiwan dan India

Penpa Tsering, Sikyong (pemimpin politik) Administrasi Tibet dalam Pengasingan, berbicara kepada media di New Delhi, India, pada 13 April 2023. (Foto: dok.Reuters)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Kepala organisasi Tibet berbasis di India yang dikenal sebagai pemerintah dalam pengasingan mengatakan di Australia pada hari Rabu (21/6) bahwa penurunan ekonomi yang tidak stabil di China dapat mendorong Beijing untuk menyerang Taiwan atau India, dan dinamika ini harus diawasi dengan ketat.

Penpa Tsering, yang dikenal sebagai Sikyong dari Central Tibetan Administration (CTA), berbicara di National Press Club di Canberra, dan membandingkan kebijakan China untuk memindahkan anak-anak Tibet ke sekolah berasrama, dan pengumpulan DNA, dengan kebijakan Australia yang tercela di masa lalu untuk menghapus anak-anak pribumi dari keluarga mereka.

Parlemen Australia kemudian meminta maaf atas kebijakan tersebut dan apa yang kemudian dikenal sebagai "Generasi yang Dicuri".

Sikyong berperan dalam kepemimpinan yang dibentuk pada tahun 2012 setelah Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet berusia 87 tahun, melepaskan otoritas politik demi sebuah organisasi yang bisa hidup lebih lama darinya.

Tsering mengatakan Beijing terus menyalakan api dengan India, Taiwan dan di Laut China Selatan, tetapi prioritasnya adalah ekonomi, yang berada dalam penurunan dengan meningkatnya pengangguran kaum muda.

“China sangat tidak aman hari ini, jadi kita harus terus mengawasi dinamisme dan mengawasinya, karena saat ini analisis saya adalah jika ada ancaman terhadap kelangsungan hidup Partai Komunis maka mereka pasti akan menyerang salah satu tempat ini,” katanya menanggapi pertanyaan wartawan.

Kedutaan Besar China di Canberra, yang telah mendesak klub pers untuk membatalkan pidato tersebut, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Beijing menuduh Dalai Lama mengobarkan separatisme di Tibet dan tidak mengakui CTA, yang mewakili sekitar 100.000 orang Tibet di pengasingan yang tinggal di sekitar 30 negara termasuk India, Nepal, Kanada, dan Amerika Serikat. China telah memerintah Tibet sejak 1951. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home