Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:29 WIB | Jumat, 02 Oktober 2015

Penembakan Massal Kembali Terjadi di Kampus AS, 13 Tewas

Bantuan pertama mengangkut orang terluka menyusul insiden penembakan di Umpqua Community College di Roseburg, Oregon, hari Kamis (1/10). (Foto: Reuters)

ROSEBURG, SATUHARAPAN.COM – Penembakan secara massal kembali terjadi di sebuah kampus di negara bagian Oregon yang menewaskan 13 orang dan melukai 20 orang, menurut laporan awal dari polisi negara bagian tersebut.

Penembakan tersebut terjadi di Gedung Sains Umpqua Community College di Kota Roseburg, Oregon pada hari Kamis (1/10).

Pelaku yang diperkirakan berusia 20 tahun itu telah tewas tertembak setelah mengalami baku tembak dengan polisi. Hingga saat ini masih belum diketahui apakah penembak itu lebih dari satu orang.

Saat ini, pihak berwenang sedang menyelidiki apa motif dibalik kasus tersebut. Polisi juga menganjurkan warga untuk menjauhi kampus itu selama disteril untuk penyelidikan.

Lebih dari 3000 mahasiswa terdaftar di Umpqua Community College dan 58 persen di antaranya adalah perempuan, menurut situs kampus tersebut.

Sebagian besar mahasiswa di situ belajar paruh waktu dan berusia di atas 30 tahun.

Obama Marah

Aksi penembakan ini rupanya bukan pertama kalinya terjadi di AS. Sebelumnya penembakan serupa juga pernah terjadi di Universitas Negeri Florida dan melukai tiga orang pada November 2014. Selain itu aksi penembakan juga menewaskan tiga mahasiswa Muslim di apartemen dekat Universitas North Carolina, Chapel Hill pada Februari 2015.

Menanggapi hal ini, Presiden AS Barack Obama menyatakan belasungkawa atas kematian para korban dan dengan nada bicara tinggi dan wajah marah meminta kepada pihak berwenang untuk menerapkan pengendalian kepemilikan senjata api di AS.

"Seperti yang saya katakan beberapa bulan lalu, dan saya juga katakan beberapa bulan sebelum itu, dan saya katakan setiap terjadi penembakan massal seperti ini, doa dan belasungkawa tidak cukup. Hal ini tidak cukup," kata Obama kepada wartawan menanggapi penembakan yang juga melukai 20 orang itu.

Pemerintah Obama sudah sejak lama menggalakkan penertiban kepemilikan senjata api. Namun, upayanya ternyata mendapat banyak hambatan dari parlemen yang telah termakan lobi perusahaan pembuat senjata.

Obama juga menggunakan kesempatan ini untuk memuluskan upayanya untuk mengevaluasi kepemilikan senjata api.

“Ini adalah sesuatu yang harus dipolitisir,” kata dia menegaskan.

Obama menyerukan pada para pemilik senjata api yang menggunakannya untuk berburu, olahraga atau perlindungan mempertanyakan apakah para pelobi senjata mewakili pandangan mereka.

Dia tidak secara langsung menyebutkan Asosiasi Senapan Nasional, perkumpulan perusahaan senjata yang gencar melobi anggota parlemen di Washington, namun pernyataannya jelas pada kelompok itu.

Bersama dengan Wakil Presiden Joe Biden, Obama telah mendesak reformasi kepemilikan senjata api setelah penembakan di sekolah Sandy Hook, Connecticut, yang menewaskan 28 orang. Namun upaya Obama gagal di parlemen.

Obama juga menegaskan bahwa upayanya ini akan selalu ditekankan setiap terjadi penembakan. (voaindonesia & cnnindonesia)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home