Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 20:40 WIB | Senin, 01 Oktober 2018

Pertamina Kirim 4.000 Liter Solar ke Palu, 1.200 Napi Kabur

Pesawat Air Tractor milik PT Pertamina (Persero) mengirimkan pasokan 4.000 liter solar ke Palu, Sulawesi Tengah dari Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, 1 Oktober 2018. (Foto: VOA)

PALU, SATUHARAPAN.COM - PT Pertamina (Persero) mengirimkan 4.000 liter solar ke Palu dengan menggunakan Pesawat Air Tractor (AT 802) untuk menyokong bantuan operasional pasca bencana alam gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, demikian pernyataan Pertamina melalui siaran pers yang diterima VOA, Senin (1/10)

Pesawat tipe AT 802 itu diberangkatkan dari Bandara Juwata Tarakan di Kalimantan Utara.

Pesawat yang dioperasikan oleh PT Pelita Air Service, dibawa oleh Captain Benjamin, berangkat Senin pagi pukul 06.45 WITA dari Tarakan dan mendarat di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu, pada pukul 09.05 WITA.

Unit Manager Communication and CSR Marketing Operation Region VII, Roby Hervindo menyatakan pasokan solar tersebut dikirim dari TBBM Tarakan, Kalimantan Utara, sebagai bentuk aksi tanggap darurat Pertamina dalam upaya memaksimalkan pendistribusian BBM di Palu dan Donggala pasca gempa dan tsunami.

Pertamina menggunakan pesawat khusus Air Tractor untuk mendistribusikan BBM ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), khususnya Krayan, Nunukan Kaltara dan Puncak Jaya, Papua, dalam rangka program BBM Satu Harga.

1.200 Narapidana Kabur

Sekitar 1.200 narapidana melarikan diri dari berbagai rumah tahanan yang hancur akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, kata pejabat Kementerian Hukum dan HAM seperti dikutip oleh kantor berita AFP, Senin (1/10).

Kabur massal para napi tersebut terjadi setelah gempa hebat yang memicu tsunami dan meluluhlantakkan Kota Palu pada Jumat (28/9).

Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Sri Puguh Utami, mengatakan bahwa para narapidana kabur dari dua fasilitas rumah tahanan dihuni melebihi kapasitas masing-masing di Palu dan di Donggala, yang juga hancur terkena bencana.

"Mereka melarikan diri karena takut mereka akan terkena gempa. Ini sudah pasti masalah hidup dan mati bagi para narapidana,” kata Sri Puguh Utami seperti dikutip oleh AFP.

Rumah tahanan di Donggala terbakar dan semua 343 narapidana sekarang melarikan diri, kata Utami.

Sebagian besar narapidana dipenjara karena korupsi dan penggunaan narkoba, katanya.

Lima narapidana dihukum karena kejahatan terorisme sudah dipindahkan dari penjara beberapa hari sebelum bencana.

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home