Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 12:36 WIB | Rabu, 09 Agustus 2023

Polri dan TNI Pastikan Bantuan Sampai ke Warga Korban Kekeringan di Papua Tengah

Kekeringan merupakan dampak musim dingin di belahan bumi selatan (Australia) yang berlangsung pada bulan Juli dan Agustus.
Bantuan logtistik untuk warga terdampak kekeringan di Papua Tengah. (Foto: Antara)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM-Polri dan TNI akan memastikan pendistribusian bantuan logistik untuk warga Papua Tengah yang dilanda kekeringan dan kelaparan. Itu termasuk distribusi, makanan maupun obat-obatan. 

Kekeringan dan kelaparan yang melanda Papua Tengah berdampak pada nasib 7.500 jiwa di tiga distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Sebanyak enam orang, termasuk balita dinyatakan meninggal dunia akibat kekurangan sumber pangan.

Kepolisian pun melaporkan, bahwa koordinasi lintas sektoral akan melakukan tiga langkah sebagai tanggap darurat. Juga kerja sama lintas sektoral juga akan melakukan penyuluhan kesehatan berkala.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa tim lintas sektoral akan melakukan penyelidikan terkait enam warga yang meninggal dunia. “Penanganan darurat meliputi penyelidikan epidemiologi terhadap korban meninggal dunia, katanya.

Distribusi makanan dan obat dilakukan oleh emergency medical team (EMT) Regional Papua, katanya. Saat ini, prioritasnya pada memastikan pendistribusian bantuan logistik dan pangan ke distrik-distrik yang menampung pengungsi.

Tiga distrik yang mengalami bencana kekeringan dan kelaparan adalah Agandugume, Lambewi, dan Oneri. Konsentrasi bantuan, saat ini berada di Distrik Sinak yang menjadi lokasi induk pengungsian, dan posko utama penyebaran bantuan kemanusian.

Distribusi makanan dan obat hanya bisa dilakukan dengan kendaraan roda dua dan helicopter, karena medan yang tidak mudah dijangkau.

Dampak Musim Dingin di Australia

Kekeringan di Papua Tengah merupakan dampak musim dingin di belahan bumi selatan (Australia) yang berlangsung  pada bulan Juli dan Agustus.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan kekeringan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dipengaruhi oleh musim dingin di Australia. Kekeringan yang terjadi terkait dengan cuaca ekstrem, bukan karena musim kemarau yang sedang berlangsung di Indonesia.

"Yang jadi masalah pada periode Juli sampai Agustus ini di Australia sekarang winter (musim dingin). Nah ini ada pengaruh udara dingin ini sampai ke sana," kata Abdul dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (7/8) malam.

Kondisi tersebut, seperti halnya musim dingin di negara lain, yang membuat tumbuhan tidak bertumbuh, melainkan gugur untuk menghemat air, karena udaranya membawa kekeringan.

Sedangkan di Papua Tengah dimana banyak dataran tinggi, udaranya sangat dingin dan membuat adanya kabut upas maupun butiran es. Masyarakat di tiga distrik yakni Agandugume, Lembawi dan Oneri yang biasanya bercocok tanam secara swadaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok mereka, terdampak kekeringan.

Lokasi penduduk juga tidak terpusat di satu wilayah, melainkan berpencar karena adanya sejumlah ladang yang dimiliki satu kampung berisi 15 kepala keluarga.

Pada periode Juli sampai Agustus, ketika butiran es itu setiap malam atau setiap pagi muncul, ia akan menggembosi umbi-umbian yang ada di dalam tanah itu yang menjadi sumber makanan utama bagi masyarakat Papua.

Kondisi tersebut terjadi berulang-ulang, sehingga membuat BNPB harus merumuskan penanganan bencana kedepannya di wilayah tersebut. "Ketika cadangan makanan yang tidak ada, atau dukungan logistik yang mau didorong. Apakah dari distrik terdekat? Itu jaraknya sangat jauh dan biasanya cuma dapat ditransportasikan dengan udara," kata dia.

Menurut peta risiko bencana, tiga distrik tersebut berisiko kekeringan. Dari hub BNPB, Timika merupakan wilayah paling dekat untuk menurunkan bantuan ke Agandugume dan sekitarnya.

Sayangnya, hambatan cuaca membuat bantuan hanya dapat diturunkan ke Distrik Sinak para hari Kamis (3/8). Warga Agandugume dan sekitarnya harus berjalan kaki dan bermalam untuk mendapatkan bantuan di Sinak.

Abdul mengatakan jika sebelumnya bantuan hanya dapat diturunkan di distrik Sinak, pada saat ini bantuan dapat langsung diantarkan ke distrik Agandugume, dan melalui jalan darat ke dua distrik lainnya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home