Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:28 WIB | Selasa, 08 Mei 2018

Sangitan Berpotensi Menyembuhkan Hepatitis

Sangitan (Sambucus javanica). (Foto: chinaabout.net)

SATUHARAPAN.COM – Sangitan adalah tumbuhan asli Indonesia. Biasanya tumbuh liar di daerah pegunungan, pinggiran kota, di tanah-tanah telantar, atau ditanam penduduk sebagai tanaman hias di pekarangan dan kadang ditemukan sebagai tanaman pagar.

Sangitan, menurut Wikipedia, juga dimanfaatkan sebagai tanaman pergola, yang tahan hama. Daunnya yang bergetah membuat hama seperti belalang dan ulat bulu tidak menyukai hinggap di tanaman ini. Rasa daun sangitan manis agak pahit.

Selain kurang diperhatikan, sangitanbahkan terkadang dianggap sebagai gulma. Lain halnya di Tiongkok, sangitan sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit hepatitis.  

Dikutip dari chinaabout.net, sangitan merupakan herba yang ditemukan di Asia subtropis dan tropis. Akar dan daun tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Sambucus javanica ini, digunakan sebagai discutient dan analgesik dalam pengobatan tradisional Tiongkok,  memiliki sifat asam, hangat dan beracun dan berhubungan dengan meridian hati.

Demikian pula yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta. Mereka meneliti efek hepatoprotektor  fraksi etil asetat daun sangitan pada tikus.  Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek fraksi etil asetat daun sangitan sebagai hepatoprotektor melalui pengukuran SGOT dan SGPT pada tikus yang diinduksi CCl4.  Hasil uji menunjukkan pemberian fraksi etil asetat daun sangitan dapat memberikan efek hepatoprotektor.

Pemerian Botani Tanaman Sangitan

Habitus sangitan dikutip dari ipb.ac.id, berupa perdu dengan tinggi antara 3-5 meter.

Daun sangitan termasuk daun majemuk yang letak daunnya berseling. Memiliki 5-9 anak daun yang letaknya berhadapan (opposite). Helaian anak daun bertangkai, berbentuk ellips memanjang sampai lanset. Ujung runcing, tepi daun bergerigi, tidak berambut, warna  permukaan atas hijau tua, dan permukaan bawah hijau muda, pangkal daun sangitan meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan daun terasa halus helaiannya seperti akan menutup.

Bunga sangitan berukuran kecil dengan kelopak berwarna putih kekuningan. Bunga ini berkumpul membentuk payung majemuk dan baunya harum, kelopaknya berbentuk bintang, tangkai putik berbentuk silindris, kepala sari berbentuk bulat, dan mahkotanya berwarna putih dengan bentuk corong berwarna putih agak krem.

Sangitan mempunyai batang berbentuk bulat dan mempunyai banyak cabang tegak dan berkayu. Perdu sangitan mempunyai ranting yang saling berdesakan. Buahnya berbentuk lonjong dan keras, berwarna hitam bila telah masak.

Sangitan dikutip dari Wikipedia memiliki nama Latin Sambucus javanica, Reinv., atau Sambuci javanicae. Tumbuhan herbal ini masuk dalam keluarga Adoxaceae, asli Asia, merupakan tanaman subtropis dan tropis.

Sinonim nama ilmiahnya: Sambucus chinensis Lindl., Simbucus ebuloides Desc., Simbucus thunbergiana BI., Phyteuma bipinnata Lour, dan Phyteuma cochinchinensis Lour.

Dalam bahasa Melayu, tumbuhan ini disebut kelak nasi. Di Sumatera, tumbuhan ini dikenal dalam beberapa nama lokal, yakni abur (Aceh), babalat (Bengkulu). Dalam bahasa Sunda, orang menyebut kerak nasi, di Jawa Tengah orang menyebutnya tanaman brobos kebo.

Di daerah Tidore Maluku, tumbuhan ini disebut halemaniri. Orang  Malaysia menyebutnya kesydang, dan yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman aromatik.  

Di Tiongkok, tumbuhan ini dikenal sebagai Sambucus chinensis, shuo zhai, shuo diao. Nama lain, javanese elder (Inggris) dan viler (Belanda).

Sangitan juga banyak dijumpai di Bhutan, Burma, Kamboja, Tiongkok (kecuali di utara), India, Jepang, Laos, Malaysia (di Sabah), Filipina, Thailand Selatan, dan Vietnam.  

Manfaat Herbal Tanaman Sangitan

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam sangitan, dikutip dari repository.wima.ac.id, adalah senyawa minyak atsiri, tanin, saponin, flavonoid, glukosida sianogenik, asam ursolik, beta-sitosterol, alfa-amirin palmintat, KNO3. Kandungan yang diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi adalah flavonoid dan saponin, dengan menghambat jalur siklooksigenase.

Daun sangitan dikutip dari ipb.ac.id, memiliki rasa manis dan sedikit pahit, serta sifatnya hangat. Buahnya mengandung saponin dan flavonoid, sedang pada bagian daun dan akarnya mengandung saponin dan tannin.

Seluruh bagian spesies ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Bagian-bagian tanaman yang akan digunakan (akar, batang, daun, bunga, dan buah) dijemur sampai kering jika akan disimpan.

Menurut  Wijayakusuma, et al, dalam bukunya berjudul Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia (Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta, Jilid 4 Tahun 1996), seluruh bagian tanaman sangitan  dapat dimanfaatkan, sebagai obat kram/kejang pada kaki, sakit pada tulang, luka terpukul, dan pembengkakan.

Akar sangitan digunakan untuk menyembuhkan frakture (tulang patah), luka terpukul, encok (rematik) dan pegal linu, sakit kuning, pembengkakan. Batang dan daunnya digunakan untuk  menyembuhkan bengkak karena penyakit ginjal, beri-beri, disentri, radang saluran napas kronis, rubella, erysipelas (infeksi kulit akut yang disebabkan oleh Streptococcus sp).

Bunganya digunakan untuk menyembuhkan freckles (bercak hitam di wajah), menghaluskan kulit, saraf mudah terangsang, kulit terbakar sinar matahari. Buahnya digunakan untuk menyembuhkan diuretik (peluruh kencing), pembersih darah, pencahar dan perangsang muntah.

Sangitan mempunyai bentuk bunga yang menarik, sehingga dapat ditanam sebagai tanaman hias. Selain itu, spesies ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar.  

Menurut  JR Hutapea, dalam bukunya yang berjudul  Inventarisasi Tumbuhan Obat Indonesia (III) (Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta, 1994), spesies ini mengandung berbagai macam minyak atsiri.

Asam ursolat merupakan komponen aktif yang berkhasiat sebagai penenang, menghilangkan rasa sakit dan pereda demam. Bersifat manis, sedikit pahit, hangat. Herba ini masuk meridian hati (liver).

Eva Sartika Dasopang dari Fakultas Farmasi, Universitas Tjut Nyak Dhien Medan, meneliti skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sangitan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Salmonella thypi.

Daun sangitan, yang belum banyak dimanfaatkan ini, berdasarkan hasil skrining fitokimia pada serbuk simplisia daunnya menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, glikosida antrakuinon, saponin, tannin, dan triterpenoid. Hasil uji antibakteri menunjukkan ekstrak etanol daun sangitan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home