Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 12:43 WIB | Kamis, 22 April 2021

Sejumlah Negara Akan Bantu Pencarian Kapal Selam Nanggala 402

Kapal selam TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala 402, berlayar di perairan Tuban, Jawa Timur, (Foto: dok. via AP).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Kapal-kapal TNI Angkatan Laut sedang gencar melakukan pencarian di perairan tempat salah satu kapal selamnya terakhir kali terdeteksi sebelum menghilang bersama 53 orang di dalamnya, dan negara-negara tetangga akan bergabung dalam operasi pencarian tersebut.

Kapal selam yang dicari adalah KRI Nanggala 402. Kapal itu sedang mengikuti latihan pada hari Rabu (21/4) ketika tidak ada panggilan pelaporan sesuai yang dijadwalkan. Pejabat melaporkan minyak pelumas dan bau bahan bakar diesel terdeteksi di dekat posisi awal penyelaman terakhir, sekitar 96 kilometer (60 mil) utara dari pulau Bali.

Pihak TNI mengatakan bahwa lima kapal angkatan laut dan satu helikopter ikut serta dalam pencarian itu, sementara kapal survei hidro-oseanografi yang dilengkapi dengan kemampuan deteksi bawah air sedang dalam perjalanan ke lokasi di sekitar tumpahan minyak. Para pejabat mengatakan hal itu belum dikaitkan dengan kapal selam yang hilang itu.

Kapal penyelamat dari Singapura dan Malaysia diharapkan akan tiba pada hari Sabtu. Pihak TNI mengatakan Australia, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Australia, Rusia, India, dan Turki juga telah menawarkan bantuan.

Beberapa khawatir yang muncul bahwa daerah tersebut mungkin terlalu dalam untuk menemukan atau mengambil kapal, menunjukkan tantangan potensial yang dihadapi dalam operasi pencarian.

“Tampaknya ada tragedi yang mengerikan dan itu terjadi di bagian perairan yang sangat dalam, dengan kedalaman 700 atau 800 meter (2.297 kaki atau 2.625 kaki)," kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, kepada Radio Sydney 2GB.

“Ini membuatnya sangat sulit untuk penemukan atau mencapai lokasi. Tetapi ada beberapa bantuan yang berpotensi dapat kami terapkan dan Kepala Angkatan Pertahanan (Angus Campbell) jelas menjangkau mitranya untuk mengatakan apa pun yang dapat diberikan Australia, kami akan lakukan," katanya.

Kapal selam itu membawa 49 anggota awak, komandannya dan tiga penembaknya, kata Kementerian Pertahanan Indonesia.

Mungkin Kegagalan Listrik

TNI Angkatan Laut mengatakan kegagalan listrik mungkin terjadi selama penyelaman, menyebabkan kapal selam kehilangan kendali dan menjadi tidak dapat melakukan prosedur darurat yang memungkinkannya untuk muncul kembali. Dikatakan pihaknya yakin kapal selam itu tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter (2.000-2.300 kaki).

Kapal selam Nanggala 402 buatan Jerman telah beroperasi di Indonesia sejak 1981 itu. Kapal itu sedang berlatih untuk latihan penembakan rudal yang akan berlangsung pada hari Kamis (22/4). Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto dan para pemimpin militer lainnya juga hadir.

Indonesia saat ini memiliki armada lima kapal selam dan berencana untuk mengoperasikan setidaknya delapan kapal selam pada tahun 2024.

Negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau telah menghadapi tantangan yang semakin besar terhadap klaim maritimnya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk banyak insiden yang melibatkan kapal China di dekat pulau Natuna.

Tahun lalu, Presiden Joko Widodo menegaskan kembali kedaulatan negara saat berkunjung ke pulau-pulau di tepi Laut China Selatan, salah satu jalur laut tersibuk di mana China terlibat dalam sengketa wilayah dengan tetangganya yang lebih kecil.

Kunjungannya dilakukan sepekan setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, bersikeras bahwa nelayan China bebas melakukan aktivitas di wilayah yang diklaim China sebagai daerah penangkapan ikan tradisional, yang sebagian tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Pernyataan Geng memicu kemarahan di Indonesia dan mendorong militer untuk meningkatkan pasukannya di pulau-pulau tersebut. Meskipun China telah membuat klaim seperti itu selama bertahun-tahun, baru-baru ini lusinan kapal penangkap ikan China, yang dikawal oleh kapal penjaga pantai, dilaporkan telah melakukan gerakan yang lebih agresif di daerah tersebut dan mengabaikan peringatan Indonesia untuk pergi. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home