Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:14 WIB | Rabu, 18 Mei 2016

Tehnologi Hipersonik Sukses Uji Coba di Australia

Sebuah tim peneliti militer AS-Australia melakukan serangkaian uji coba di lahan pengujian terbesar di dunia, Woomera di Australia Selatan, mengembangkan mesin scramjet dengan pembakaran supersonik. (Foto: telegraph.co.uk/AFP/Bill Solomou)

SIDNEY, SATUHARAPAN.COM - Penerbangan dua jam dari Sydney, Australia ke London, Inggris bisa terwujud tidak lama lagi menyusul uji coba sukses teknologi hipersonik pada hari Rabu (18/5) di gurun Australia.

Sebuah riset militer gabungan Amerika Serikat-Australia menjalankan 10 percobaan di area uji coba darat terbesar di dunia, Woomera, di South Australia, dan di Andoya Rocket Range Norwegia.

“Ini adalah teknologi revolusioner... dan bisa mengubah perjalanan udara global, menyediakan akses hemat biaya ke luar angkasa,” kata kepala ilmuwan Australia Alex Zelinsky dalam sebuah pernyataan.

Para ilmuwan mengatakan teknologi hipersonik tersebut bisa menghemat waktu perjalanan dari Sydney ke London sampai dua jam untuk penerbangan sejauh 17.000 kilometer.

Penerbangan hipersonik melibatkan perjalanan dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan suara (Mach 5).

Para ilmuwan yang terlibat dalam program itu –disebut Hypersonic International Flight Research Experimentation (HIFiRE)– sedang mengembangkan sebuah mesin yang bisa terbang dengan kecepatan Mach 7, kata Michael Smart dari University of Queensland kepada AFP.

“Ini adalah waktu yang menyenangkan... kami ingin bisa terbang dengan mesin hipersonik dengan kecepatan Mach 7,” kata Smart, seorang pakar hipersonik yang terlibat dalam program itu. Program tersebut juga melibatkan raksasa penerbangan Amerika Serikat (AS) Boeing dan badan antariksa Jerman DLR.

Dia menambahkan bahwa scramjet adalah mesin dengan pembakaran supersonik yang menggunakan oksigen dari atmosfer untuk bahan bakarnya, membuatnya lebih ringan dan lebih cepat dibandingkan roket yang membawa bahan bakar.

"Penerapan praktisnya adalah Anda bisa terbang jarak jauh di atas bumi dengan sangat cepat, tetapi tehnologi ini juga sangat berguna sebagai alternatif untuk roket yang mengirim satelit ke ruang angkasa," kata Smart.
 
Roket eksperimental yang diluncurkan pada hari Rabu (18/5) itu mampu mencapai ketinggian 278 kilometer dan target kecepatan Mach 7,5, kata departemen pertahanan Australia. 
 
Setiap tes dikembangkan berdasarkan hasil tes sebelumnya, percobaan terakhir adalah mengukur panas pada bagian luar kendaraan dalam penerbangan hipersonik, kata Smart.
 
Uji coba berikutnya dijadwalkan pada 2017, dengan memisahkan mesin scramjet dari roket pendorong dan terbang sendiri, tambahnya.
 
Tes pertama kali dilakukan pada tahun 2009 dan proyek diharapkan dapat selesai pada 2018. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home