Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 07:39 WIB | Rabu, 28 September 2016

Teknologi Radio Prancis Potensial Jaga Laut

Ilustrasi: Bakamla RI menggelar patroli terkoordinasi bersama Pemerintah Malaysia dengan sandi Patkor Optima Malindo (Patroli Terkoordinasi Operasi Tindak Maritim Malaysia-Indonesia). (Foto: Dok.satuharapan.com/Puspen TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan teknologi radio pengawasan dari Prancis potensial untuk bisa diadaptasi Indonesia.

"Prancis memiliki teknologi baru, teknologi radio yang bisa menjangkau 200 mil laut dari pantai. Itu bisa digunakan untuk memonitor Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kita demi keamanan laut," kata Arif Havas di sela forum Indonesia-France Conference Maritime Industry di Jakarta, Selasa (27/9).

Ia berpendapat teknologi buatan perusahaan Prancis bernama Diginext itu merupakan teknologi baru untuk radar gelombang permukaan laut dalam pengawasan pesisir.

 Teknologi Stradivarius, yang merupakan sebutan radar deteksi tersebut, diklaim menyediakan solusi pengawasan ZEE. Lantaran tidak menggunakan satelit, teknologi terdahulu bisa digunakan untuk misi lain seperti identifikasi dan penangkapan (interception).

"Teknologinya murah dan tidak perlu satelit. Jadi sangat potensial untuk keamanan laut kita," ujarnya.

Arif menuturkan, selama ini kerja sama Indonesia dan Prancis di bidang kemaritiman memang banyak bergerak di bidang pengawasan dan riset laut.

Misalnya saja pengadaan KRI Rigel dan KRI Spica buatan Prancis yang kini menjadi kapal survei hidrografi tercanggih di Asia.

Ia menjelaskan berdasarkan kerja sama yang telah terbangun, Indonesia terbuka untuk investasi baru yang masuk dari Prancis.

"Nantinya bisa `business to business` atau `government to business`. Mereka sendiri sudah siap (masuk), tinggal nanti lihat di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) peluangnya seperti apa," katanya.

Dalam acara seminar yang mengambil tema "Pengembangan Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Keamanan Maritim" itu turut hadir 11 perusahaan Prancis yang berkecimpung di bidang klaster inovasi kelautan.

 Di antaranya Sirehna, Sophia Engineering, IxBlue, DCI, Bollore Ports, ECA Group, OCEA, Diginext, DCNS, Sofresud, dan Signalis. Sebagian besar perusahaan tersebut bergerak di bidang operator pelabuhan, pengawasan dan keamanan transportasi laut, galangan kapal, hingga industri pertahanan migas.

Selain itu, juga hadir Pole Mer, perhimpunan Prancis yang beranggotakan lebih dari 300 pelaku industri maritim.(Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home