Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 08:16 WIB | Jumat, 18 Desember 2020

Tepi Barat dalam Penguncian ketika Perayaan Natal Semakin Dekat di Bethlehem

Pohon Natal dinyalakan di luar Gereja Kelahiran, yang secara tradisional diyakini oleh umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus di kota Betlehem, Tepi Barat, hari Sabtu (5/12/2020). (Foto: dok. AP)

BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM-Walikota Betlehem pada Kamis (17/12) mengatakan bahwa perayaan Natal di tempat kelahiran Yesus akan dibatasi hanya untuk sejumlah orang tahun ini, karena pejabat Palestina mengumumkan penguncian baru yang ketat di Tepi Barat karena wabah virus corona yang melonjak.

Dalam sebuah wawancara, Walikota Anton Salman mengatakan, kotanya akan mengadakan upacara penyambutan tradisional untuk Patriark Gereja Latin, yang biasanya disambut oleh marching band anak-anak saat dia tiba dari Yerusalem. Namun dia mengatakan kelompok penyambut akan dibatasi hanya untuk penduduk lokal karena pembatasan kuncian baru.

"Kami akan mengamati semua protokol kesehatan dalam hal jarak sosial, memakai masker dan tindakan pengamanan untuk mencegah penularan virus,'' katanya. Dia mengatakan jumlah peserta “akan kurang dari puluhan, karena jumlahnya akan sangat terbatas.''

Kasus COVID-19 Meningkat

Musim Natal biasanya merupakan puncak tahun di Betlehem, di mana umat Kristen percaya bahwa Yesus dilahirkan di kota itu, ketika ribuan peziarah dari seluruh dunia berkumpul di sekitar pohon Natal yang ikonik dan menghadiri kebaktian keagamaan di Gereja Kelahiran.

Virus corona telah menghancurkan industri pariwisata di kota dalam wilayah Palestina itu, dan toko-toko, restoran, serta hotel tutup.

Dengan jumlah kasus virus corona yang melonjak, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, pada hari Kamis mengumumkan rencana untuk penguncian baru di Tepi Barat.

Pembatasan tersebut termasuk jam malam mulai pukul 19:00 malam, dan penguncian 24 jam penuh pada hari Jumat dan Sabtu, yang merupakan akhir pekan Palestina. Sebagian besar bisnis akan tutup selama jam malam, dan sebagian besar perjalanan antar kota dilarang.

Shtayyeh mengatakan pengaturan untuk shalat bagi Muslim juga masih dilakukan. Tetapi tampaknya Misa Tengah Malam akan dibatasi untuk para pemimpin agama dan sejumlah orang terkemuka.

Salman mengatakan pembatasan itu berarti orang-orang dari tempat lain di Tepi Barat atau negara tetangga Israel tidak akan diizinkan memasuki kota untuk merayakan Natal. Dia mengatakan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah diundang, tetapi pemimpin berusia 85 tahun itu memutuskan untuk tidak hadir karena masalah kesehatan.

Pejabat Palestina pada hari Kamis melaporkan 1.134 kasus baru virus corona, sehingga jumlah total infeksi di wilayah Palestina di Tepi Barat menjadi 86.594 kasus. Lebih dari 860 warga Palestina di wilayah itu telah meninggal akibat penyakit ini. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home