Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 15:39 WIB | Minggu, 03 April 2022

Tiap Tanggal 1 dan 15 Umat Buddha Selenggarakan Doa di Candi Borobudur

Tiap Tanggal 1 dan 15 Umat Buddha Selenggarakan Doa di Candi Borobudur
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama, Supriyadi. sedang menyampaikan sambutan pada acara Doa Kebahagiaan. (Foto-foto: Humas Kemenag)
Tiap Tanggal 1 dan 15 Umat Buddha Selenggarakan Doa di Candi Borobudur
Umat Buddha lakukan doa kebahagiaan di candi Borovbudur.
Tiap Tanggal 1 dan 15 Umat Buddha Selenggarakan Doa di Candi Borobudur

BOROBUDUR, SATUHARAPAN.COM-Setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulan di Candi Borobudur akaa diadakan kegiatan doa secara rutin. Demikian dikatkan Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Kementerian Agama, Supriyadi, hari Sabtu (2/4).

"Semenjak pemerintah menyepakati pemanfaatan Candi Prambanan dan Borobudur untuk kegiatan keagamaan umat Hindu dan Buddha se-dunia, kita berkepentingan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Hari ini kita mulai dengan Doa Kebahagiaan," kata Supriyadi, di pelataran candi Borobudur.

"Dalam sejarahnya, di candi Borobudur telah diletakkan nilai-nilai agama Buddha. Barang siapa yang melakukan Dharma di tempat-tempat Buddha dalam kehidupannya akan mendapatkan kebahagiaan," kata Supriyadi.

Supriyadi menyampaikan bahwa Borobudur memiliki sejarah panjang dalam upaya perkembangan agama Buddha. Untuk itu, Supriyadi mengajak semua umat Buddha untuk terus dapat melaksanakan kebajikan.

"Mulai hari ini, mari kita berbondong-bondong melaksanakan kebajikan. Setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya, akan diadakan kegiatan doa yang terus-menerus dan menjadi rutinitas, dalam hal melaksanakan kebajikan. Begitu juga, para pemangku kebijakan di sekolah-sekolah Tinggi Agama Buddha," kata Supriyadi.

Dijelaskan bahwa Indonesia sebagai masyarakat yang religius dan beberapa tempat memiliki nilai spiritulitas. "Umat Buddha punya harapan memaknai dari sisi spiritualitasnya. Kita mengembangkan spiritualitasnya dan menjaga kelestarian candi Borobudur. Kita mempertemukan antara nilai spiritual dan kesejarahan," kata Supriyadi.

"Kita akan suarakan ke dunia, memanfaatkan Candi Borobudur, bukan untuk merusak, namun menggunakan sebagai tempat ibadah dan menjaganya. Semisal dalam sembahyang, kita melepas alas kaki," kata Supriyadi.

Selain itu, dalam acara-acara keagamaan, siapa pun bisa ikut di dalamnya. Dengan harapan, semoga negara Indonesia mendapatkan kebaikan. "Bimas Buddha terus melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat, agar tetap menjaga kelestarian Borobudur, melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya."

Di hadapan ratusan umat Buddha, Banthe Dittishampanno juga menyampaikan bahwa Borobudur sebagai candi yang memuat nilai-nilai agama dan pusat pemujaan masa lalu. Tempat pelimpahan kebajikan, dan bahkan dipakai juga oleh para raja dan umat Buddha sebagai pemujaan.

"Wajar jika sekarang dijadikan sebagai tempat wisata religi. Hari ini kami mengawalinya, dengan giat wisata religi pada hari Uposhata," kata Banthe Dittishampanno.

Selain Borobudur mengandung ajaran-ajaran Buddha, difungsikannya candi ini sebagai tempat wisata religi, kata Banthe Dittishampanno, secara ekonomi, dengan kegiatan ini bisa mengundang umat Buddha dunia untuk melaksanakan wisata religi, sekaligus akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Menjaga kelestarian, ketika melaksanakan puja tidak harus naik ke atas candi. Cukup dengan mengelilingi halaman candi dan berdoa. Ke depan kita akan sinergikan kepada dunia internasional, mengangkat Borobudur sebagai monumen dan tempat wisata religi dunia umat Buddha," kata Banthe Dittishampanno.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home