Tiongkok Lirik Investasi TPT di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tiongkok menaruh minatnya untuk menanamkan modalnya di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan masuknya minat tersebut merupakan bukti sektor padat karya Indonesia tetap menarik di mata investor asing.
“Tercatat dari sektor tekstil minatnya USD 8 juta (Rp 110 miliar). Kita akan berusaha keras untuk mengawal agar minat ini terealisasi karena ada potensi cukup besar industri TPT Tiongkok akan melakukan relokasi. Identifikasi minat ini menunjukkan Indonesia masih potensial untuk investasi padat karya, bersaing dengan negara ASEAN lainnya, khususnya Vietnam,” kata Franky dalam keterangan resminya di Jakarta, hari Minggu (29/11).
Dia mengakui Vietnam merupakan pesaing kuat Indonesia di sektor tekstil. Berdasarkan data dari Financial Times periode2010 hingga September 2015, tercatat ada lima proyek investasi TPT dari Tiongkok ke Vietnam senilai USD 470 juta (Rp 6,5 triliun). Sedangkan investasi Tiongkok ke Indonesia sendiri lebih kepada sektor industri logam yang mencapai USD 5,3 miliar (Rp 73,3 triliun) dan menyerap 5.906 tenaga kerja. Selain industri logam, Tiongkok juga berinvestasi di sektor konstruksi.
Memastikan Upah Buruh
Untuk menyambut masuknya investor asing, pemerintah melalui Kementerian dan lembaga terkait berupaya untuk memberikan kepastian pengupahan melalui paket kebijakan ekonomi. Isu pengupahan ini merupakan isu yang sangat krusial di industri padat karya termasuk TPT.
Pemerintah sendiri memiliki target penciptaan lapangan kerja sebesar dua juta per tahun. oleh karena itu, investasi sektor padat karya menjadi prioritas tersendiri bagi pemerintah untuk memenuhi target tersebut.
Berdasarkan data BKPM Januari-September 2015, realisasi investasi mencapai Rp 259,7 triliun,naik 16,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 343,7 triliun. Jumlah ini memberikan penyerapan tenaga kerja hingga 1.059.734 orang, naik 9,3 persen dari tahun lalu sebanyak 960.336 orang.
Sementara itu, realisasi investasi Tiongkok secara kumulatif Januari-September 2015, mencapai USD 406 juta (Rp 5,6 triliun) dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek. Sedangkan dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66 persen per tahun, dari USD 174 juta (Rp 2,4 triliun) pada tahun 2010 menjadi lebih dari USD 800 juta (Rp 11,06 triliun) tahun lalu. Selain itu, dari sisi rencana investasi sejak 2010 hingga September 2015 tercatat minat investasi dari Tiongkok menembus angka USD 36 miliar (Rp 497 triliun).
Editor : Bayu Probo
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...