Turki Tolak 1 Miliar Euro Bantuan UE untuk Pengungsi
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa ia menolak tawaran Uni Eropa tambahan dana satu miliar euro untuk membantu menangani sekitar empat juta migran yang ada di negeri itu.
"Mereka memberi tahu kami," kami akan mengirimimu satu miliar euro. "Siapa yang kau coba bodohkan?... Kami tidak menginginkan uang ini," kata Erdogan pada konferensi pers, dikutip AFP, hari Senin (2/3).
Uni Eropa menyuarakan keprihatinan pada hari Senin atas situasi di perbatasan Turki dengan Yunani, setelah Turki mengatakan "membuka pintunya" bagi para pengungsi dan migran untuk pergi ke Uni Eropa.
Para menteri dalam negeri UE mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu (4/3), kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner. Ribuan migran sekarang berkumpul di perbatasan Turki dengan Yunani, yang mengambil langkah keras untuk mencegah mereka masuk.
Erdogan menuduh "tentara Yunani" membunuh dua migran dan secara serius melukai sepertiganya, tetapi tidak memberi penjelasan situasinya. Dia mengkritik Uni Eropa karena tidak mau "berbagi beban" dengan Turki, yang berusaha menahan gelombang pengungsi dari Suriah. Turki menuduh pengungsi itu akibat serangan pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, terhadap wilayah Idlib yang didominasi ekstremis.
Turki pada tahun 2016 menyepakati untuk menghentikan pengungsi yang berusaha ke Eropa dengan imbalan enam miliar euro dalam bentuk bantuan, dan UE menegaskan bahwa Turki harus tetap berpegang pada kesepakatan.
Pada hari Senin, presiden Turki menegaskan kembali tuduhan bahwa Ankara hanya menerima sebagian kecil dari bantuan yang dijanjikan, sebuah tuduhan yang dibantah para pemimpin Eropa.
Keputusan untuk membuka perbatasan Turki dengan Uni Eropa datang ketika Erdogan mencari dukungan Barat untuk upaya militernya melawan pemerintah Suriah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
BKSDA Titipkan 80 Buaya di Penangkaran Cianjur
CIANJUR, SATUHARAPAN.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Bogor, mengakui 80 ek...