Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 11:48 WIB | Minggu, 16 Januari 2022

Twitter Tutup Permanen Akun Ayatollah Ali Khamenei

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Twitter mengatakan pada hari Sabtu (15/1) bahwa mereka telah secara permanen menangguhkan akun yang terkait dengan pemimpin tertinggi Iran, karena memposting video yang menyerukan balas dendam atas pembunuhan seorang jenderal tinggi terhadap mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

"Akun yang dirujuk telah ditutup secara permanen karena melanggar kebijakan penghindaran larangan kami," kata juru bicara Twitter kepada AFP.

Akun, @KhameneiSite, pekan ini memposting video animasi yang menunjukkan pesawat tak berawak yang menargetkan Trump, yang memerintahkan serangan pesawat tak berawak di Baghdad dua tahun lalu yang menewaskan komandan tinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani.

Akun utama pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dalam berbagai bahasa tetap aktif. Tahun lalu, akun serupa lainnya ditangguhkan oleh Twitter atas sebuah posting yang juga muncul untuk merujuk pada balas dendam terhadap Trump.

Video baru-baru ini, berjudul “Balas dendam adalah Pasti”, juga diposting di situs resmi Khamenei.

Menurut Twitter, prioritas utama perusahaan adalah menjaga orang tetap aman dan melindungi kesehatan percakapan di platform itu.

Raksasa media sosial itu mengatakan memiliki kebijakan yang jelas seputar perilaku kasar dan akan mengambil tindakan ketika pelanggaran teridentifikasi.

Sebagai kepala Pasukan Quds, jaringan operasi asing Garda Revolusi Iran, Soleimani adalah arsitek strateginya di Timur Tengah. Dia dan seorang letnan Iraknya terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS di luar bandara Baghdad pada 3 Januari 2020.

Khamenei telah berulang kali berjanji untuk membalas kematiannya. Pada 3 Januari, peringatan kedua serangan, pemimpin tertinggi dan Presiden ultrakonservatif, Ebrahim Raisi, sekali lagi mengancam AS dengan balas dendam.

Pendukung Trump secara teratur mengecam pelarangan oleh Twitter terhadap Trump, menggarisbawahi bahwa akun beberapa pemimpin yang dianggap otoriter oleh Amerika Serikat diizinkan untuk diposting di platform. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home